Foto: Wakil Bupati Berau, sekaligus Ketua TPPS Berau, Gamalis, saat menggelar pertemuan lintas sektor sebagai bentuk upaya penanganan kasus stunting di Berau.
TANJUNG REDEB- Pemerintah Kabupaten Berau terus berupaya menekan angka stunting di Bumi Batiwakkal. Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Berau, Wakil Bupati Berau, Gamalis, menaruh perhatian khusus dalam upaya menurunkan angka stunting yang masih terbilang tinggi, yakni berkisar 18 persen hingga 19 persen. Apalagi, pencegahan stunting juga merupakan bagian dari target nasional untuk Kabupaten Berau.
Pencegahan dan penurunan stunting, sangat penting dilakukan, demi menghindari dampak jangka panjang yang merugikan tumbuh kembang anak. Sebab, stunting menjadikan anak rentan terhadap berbagai penyakit yang mempengaruhi masa depannya.
“Kabupaten Berau berkomitmen untuk menurunkan angka stunting hingga ke angka 14 persen pada 2024 mendatang, sesuai dengan target yang diberikan pemerintah pusat,” ujar, kemarin.
Apalagi, dengan Keputusan Bupati Berau Nomor 119 Tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten dan Penetapan Kelurahan/Kampung Lokus Stunting pada tahun 2022.
Sudah banyak upaya dan aksi nyata yang telah dilakukan dalam upaya menurunkan angka stunting di Berau. Seperti melakukan analisa di berbagaii wilayah, penyusunan rencana kerja, termasuk rembuk stunting yang sudah sering dilakukan dengan instansi dan pihak terkait.
Salah satu upaya Pemkab Berau untuk menurunkan stunting ini, yakni dengan kunjungan tim audit kasus stunting (AKS) ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) di 10 lokasi khusus (Lokus) Bumi Batiwakkal, serta pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), bidan di setiap kecamatan.
Pemkab Berau dikatakannya, berkomitmen tinggi untuk menurunkan stunting. Di mana fokusnya kata Gamalis, ada di 10 lokasi, yaitu Kampung Tanjung Batu, Kampung Labanan Jaya, Kelurahan Gunung Tabur, Kampung Maluang, Kelurahan Sambaliung, Kampung Kasai, Kampung Suaran, Kampung Sukan Tengah, Keluurahan Karang Ambun, dan Kampung Tumbit Dayak.
Selalu ketua TPPS, wabup mendorong peran aktif dari berbagai pihak, agar bersinergi dan bergerak bersama-sama dalam upaya mencegah dan menurunkan persoalan stunting ini.
“Kita padukan seluruh sumber daya yang tersedia, mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Insyaallah, dengan sinergitas, profesionalitas, dan jajaran internal yang solid, kita mampu mewujudkan Berau bebas stunting,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Kesejahteraan Keluarga (K3) Berau Dewi Susanti, DPPKBP3A Berau, sudah mempunyai tim Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), yang bisa diandalkan untuk melakukan tugas dalam melakukan penyuluhan terkait kesehatan anak di lapangan.
Bahkan, tim Pendamping Kabupaten (TPK) Berau, juga sudah berjumlah 510 kader, yang tersebar 110 kampung/kelurahan di 13 kecamatan. Yang terdiri 1 tim berjumlah 3 orang. Tidak hanya penyuluhan terkait penanganan keluarga berencana. Saat ini, para tim itu juga sudah mulai melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan keluarga yang berisiko mengalami stunting.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan dinas terkait. Antara lain Dinas Kesehatan, Pangan, Perikanan dan beberapa dinas lainnya untuk bisa melakukan kegiatan di kampung-kampung.
“Mereka ini disebut sebagai ujung tombak kegiatan percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
Menurut peta kasus, ada beberapa kecamatan yang memang rawan terjadi kasus tersebut. Salah satunya, Kampung Suaran Kecamatan Sambaliung, yang termasuk dalam kawasan berisiko stunting. Dengan upaya yang dilakukan saat ini, dirinya optimis, dengan upaya yang dilakukan saat ini, mampu membantu mewujudkan instruksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sesuai target yang diberikan.
“Kami optimis bisa merealisasikan target penurunan stunting di Kabupaten Berau menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang,” pungkasnya. (/).