Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April 2021, Katharina Natalia (57), yang akrab disapa Lia, memulai langkah kecil yang kini menjadi cerita besar.

Usaha makanan rumahan bernama “Lia Homemade” berdiri dengan semangat emansipasi dan kreativitas, yang ia dedikasikan untuk memajukan ekonomi keluarga sekaligus memberdayakan ibu-ibu di sekitarnya.

Berawal dari hobi membuat kue tradisional, Lia menciptakan inovasi Kembang Goyang Extra Wijen. Kue adat yang biasanya tidak mengandung wijen, ia tambahkan sentuhan baru untuk menghasilkan rasa yang lebih kriuk dan gurih.

“Wijen, yang bijinya sangat kecil tetapi menyimpan banyak manfaat bagi tubuh, menjadi elemen penting dalam inovasi produk ini,” jelas Lia.

“Kembang goyang ini sering dipesan untuk acara keluarga seperti pernikahan dan hari raya. Dari situ, saya mulai menambah produk makanan ringan lain berbahan dasar kacang tanah lokal Berau,” ungkap Lia dalam wawancara bersama Berauterkini.co.id, Selasa (3/12/2024).

Nama “Lia Homemade” diambil dari panggilan akrabnya, Lia, dengan tambahan kata “homemade” yang berarti buatan rumahan. Filosofi ini sejalan dengan semangatnya untuk menciptakan produk berkualitas tinggi dari dapur produksi yang ia miliki.

Seiring berjalannya waktu, produk “Lia Homemade” terus berkembang. Saat ini, Lia telah memiliki 15 jenis produk yang bersertifikat halal dan sedang dalam proses izin BPOM.

Beberapa produk unggulannya antara lain Kacang Kentucky, Kacang Ting-Ting rasa jahe, Teri Kacang Pedas Manis, Peanut Chocolate, Cookies Jahe, hingga Kacang Mede Crispy.

Dengan modal awal hanya Rp500 ribu untuk satu produk, kini usaha tersebut menghasilkan omzet jutaan rupiah per bulan.

Tidak hanya memberikan dampak bagi keluarganya, “Lia Homemade” juga memberdayakan para ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya.

“Saya senang karena usaha ini bisa menjadi tambahan penghasilan, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi ibu-ibu yang membantu produksi,” jelas Lia, yang tinggal di Jl. Kelimutu RT 04, Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, Berau.

Dalam sekali produksi, Lia bisa menghasilkan 25 hingga 50 kemasan, tergantung permintaan. Namun, perjalanan Lia tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah pemasaran.

“Saya belum memiliki tenaga ahli khusus di bidang pemasaran, jadi sejauh ini masih mengandalkan cara manual,” katanya.

WhatsApp Image 2024 12 03 at 22.10.29

Meski begitu, dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, BUMN, KPPN, Berau Coal, PT. PAMA, serta PT. BUMA sangat membantu usahanya.

“Mereka sering memberikan pelatihan dan pembinaan yang membuka wawasan saya tentang pengembangan usaha. Saya sangat berterima kasih kepada Diskoperindag yang selalu mendukung dan mendampingi UMKM Kabupaten Berau. Dalam setiap event, produk kami selalu dipromosikan agar dikenal oleh masyarakat luas,” tambahnya.

Produk Lia Homemade dijual dengan harga yang beragam sesuai bahan bakunya, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp35 ribu.

Untuk penggunaan kemasan, Lia memilih standing pouch ber-zipper yang ia pesan dari Semarang, meskipun proses pengirimannya cukup panjang, memakan waktu 2 hingga 3 bulan untuk sampai di Berau.

Uniknya, usaha ini dijalankan Lia sambil tetap aktif bekerja sebagai guru di SD Negeri 001 Sukan Tengah. Lia memulai produksinya setiap hari setelah pulang mengajar, sekitar pukul 2 siang hingga selesai.

Ia pun membagi waktu dengan baik antara profesinya sebagai pendidik dan pengusaha rumahan.

“Jangan malu untuk memulai usaha. Dari berjualan, hasilnya bisa di luar dugaan, asalkan sabar, bersungguh-sungguh, dan menjaga kepercayaan pelanggan,” pesan Lia, yang juga seorang ibu dari satu anak.

Moto usaha Lia Homemade adalah: “Sekali Gigit, Lupa Berhenti.” Kini, Lia Homemade tidak hanya menjadi sumber penghasilan tambahan, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang bahwa usaha kecil yang dimulai dengan niat baik dan kerja keras dapat membawa dampak besar.

“Bagi saya, ini bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga soal semangat berbagi dan menciptakan peluang,” tutup Lia dengan senyumnya. (*)