Foto: Hotel Makmur, Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb. 

TANJUNG REDEB – Universitas Muhammadiyah (UM) Berau gencar melakukan pengembangan ruang belajar. Selain pembenahan di dalam lingkungan universitas, UM Berau juga melirik potensi ruang belajar di luar kampus. Teranyar, saham bisnis Hotel Makmur, Jalan Teuku Umar, diakuisisi oleh universitas swasta pertama di Berau tersebut.

Secara teknis nantinya, ruang hotel tersebut di lantai 2 sampai 4 bakal dimanfaatkan sebagai ruang belajar mahasiswa. Sementara sisanya bakal diaktifkan sebagai kamar hotel.

Ditemui awak Berau Terkini beberapa waktu lalu, Rektor UM Berau Muhammad Bayu mengatakan, nantinya aktivitas mahasiswa dan tamu hotel bakal dibuat terpisah. Tamu hotel bakal lalu-lalang di pintu utama Hotel Makmur. Sementara mahasiswa bakal dibuatkan pintu khusus yang berada persis di sisi selatan hotel.

Proses akuisisi saham Hotel Makmur ini dilakukan, lantaran saat ini kapasitas bangunan di kampus Jalan Murjani II, sudah tak mampu menampung sekitar 2 ribu mahasiswa aktif. Baik tingkat S1 maupun gelar magister alias S2. Ditambah dengan 84 dosen yang terbagi di 8 program studi.

“Maka itu kami perlu ekspansi lokasi baru untuk proses perkuliahan berjalan lancar,” kata Bayu.

Mulanya, sebelum pihak UM Berau memutuskan mengakuisisi Hotel Makmur, pihaknya telah membahas renovasi gedung UM Berau yang sudah ada menjadi 4 lantai. Dengan desain yang lebih modern.

Hanya saja, renovasi itu diakui memakan waktu dan anggaran yang lebih besar. Lalu, saat proses renovasi gedung baru di Jl Murjani II itu juga bakal menggangu aktivitas belajar mengajar mahasiswa.

Namun,  bila mengambil alih Hotel Makmur, pihak UM Berau lebih cepat dan bisa berbisnis.

“Kalau Hotel Makmur kami take over kan bisa banyak keuntungan yang kami dapatkan,” ujar dia.

Lebih lanjut, Bayu merincikan bakal ada 3 keuntungan yang didapatkan UM Berau. Yakni lahan, bangunan, serta ekspansi bisnis di lokasi nomor wahid di Bumi Batiwakkal tersebut.

“Saham mayoritas milik UM Berau,” sebut dia.

Ihwal manajemen, di hotel tersebut nantinya bakal dibentuk badan afiliasi UM Berau secara mandiri. Fokus dalam pengelolaan hotel yang memiliki 8 lantai tersebut dengan puluhan ruang kamar kelas bintang 3.

Sehingga tidak mengganggu civitas akademika dalam fokus pengembangan SDM yang belajar di universitas yang dahulunya bernama STIE Muhammadiyah.

“Jadi manajemennya berbeda antara pengelola hotel dan kampus,” beber Budi.

Saat ini, Budi mengklaim proses penjajakan bisnis antara pihak UM Berau dan owner Hotel Makmur telah rampung. Pada Agustus 2023 mendatang, proses pelimpahan hak milik telah selesai. Kemudian pada September nanti bakal launching dengan wajah baru Hotel Makmur.

Kiat pengembangan UM Berau dengan mengakuisisi Hotel Makmur, menjadi bagian dari strategi pihak universitas muslim tersebut. Bila berjalan sesuai harapan, ke depan bakal dibangun pula laboratorium yang jadi bagian dari fasilitas bakal mahasiswa UM Berau.

Sebab, saat ini menurut Bayu, universitas sudah tidak lagi berfokus dalam pembangunan UM Berau melalui pembayaran mahasiswa. Akan tetapi diperbolehkan untuk mengembangkan bisnis mandiri.

“Sekarang kan visinya seperti itu, sehingga kami lebih leluasa untuk mengelola kampus kami ini. Akan tetapi kami komitmen untuk tidak memberatkan mahasiswa,” tegasnya.

Disinggung soal nilai akuisisi Hotel Makmur, dia enggan memberikan informasi tersebut. Sebab dianggap terlalu dini. Sehingga informasi itu bakal ia sampaikan saat hotel tersebut dilaunching pada September 2023 mendatang. (*)

Reporter: Sulaiman