TANJUNG REDEB – Dalam upaya meningkatkan daya saing produk ekonomi kreatif (Ekraf) di Kabupaten Berau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau menggelar pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat implementasi Talenpekda Berau, yang mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.
Kegiatan ini didukung dengan adanya kebijakan Talenpekda yang sudah dibentuk dan berfungsi sebagai payung hukum bagi perkembangan Ekraf di Berau, termasuk pembentukan Komite Ekraf yang sudah memiliki Surat Keputusan (SK).
Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Grandparama pada Kamis, 21 November 2024 lalu, ini merupakan langkah konkret untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Berau, seiring dengan perkembangan industri kreatif yang terus berkembang pesat.
Pelatihan ini juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengimplementasikan Talenpekda yang telah disahkan. Program ini menjadi bagian penting dalam pengembangan Ekraf dan pariwisata di Kabupaten Berau.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, melalui Kepala Bidang Bina Usaha Jasa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nurjatiah, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan dukungan dan pelatihan kepada para pelaku Ekraf yang ada di Kabupaten Berau.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk yang dihasilkan oleh para pelaku Ekraf.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif dengan keterampilan yang dapat meningkatkan kualitas produk mereka, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing di pasar lokal maupun di luar daerah,” ujarnya kepada Berauterkini.co.id, Kamis (21/11/2024).
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mendalam bagi peserta mengenai desain produk yang sesuai dengan tren pasar, serta strategi pemasaran yang efektif.
Pada hari pertama pelatihan, peserta diberikan teori mengenai dasar-dasar desain produk dan teknik-teknik kreatif dalam mengembangkan produk.
Hari kedua difokuskan pada praktik langsung, di mana peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari ke dalam pengembangan produk mereka masing-masing.
Nurjatiah menambahkan bahwa meskipun awalnya pendaftaran dibuka untuk 50 orang, pelatihan ini hanya diikuti oleh 20 peserta yang telah diseleksi.
“Kami sengaja membatasi jumlah peserta agar yang hadir benar-benar mereka yang memiliki produk dan siap untuk mengembangkan produknya. Kami ingin memastikan pelatihan ini berjalan efektif dan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peserta,” tambahnya.
Melalui pelatihan ini, Disbudpar Berau berharap dapat menciptakan pelaku Ekraf yang lebih terampil dan siap menghadapi persaingan di dunia usaha. Salah satu hasil yang diharapkan adalah peserta mampu merancang produk dengan desain yang lebih inovatif, yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar.
Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas produk, tetapi juga mencakup pengembangan keterampilan lainnya, seperti pemasaran digital dan pengelolaan usaha.
“Semoga dengan pelatihan ini, para peserta dapat dibekali dengan keterampilan yang dapat diterapkan dalam usaha mereka sehari-hari. Dengan keterampilan ini, kami berharap para pelaku Ekraf di Kabupaten Berau dapat bersaing dengan pelaku Ekraf dari daerah lain,” ujar Nurjatiah.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap pengembangan ekonomi kreatif, pelatihan ini didukung penuh oleh anggaran dari APBD Kabupaten Berau, yang dikelola oleh Disbudpar Berau.
Anggaran ini digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif di Berau, termasuk pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku Ekraf yang ada di daerah tersebut.
“Kedepan, kita berharap Berau dapat menjadi salah satu contoh daerah yang sukses dalam mengembangkan ekonomi kreatif sebagai sektor yang menggerakkan perekonomian lokal,” harapnya. (*)