Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Masih ingat dengan kasus pembunuhan bapak bunuh anak kandung yang masih balita di Sambaliung, Kabupaten Berau? Kini tersangkanya sedang diobservasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai.

Terkait dengan kasus tersebut, Kasi Humas Polres Berau, Iptu Suradi, belum ada tindakan hukum, karena masih menunggu hasil medis dari pihak rumah sakit yang melakukan observasi pelaku.

“Pelakunya masih observasi di RSUD, untuk menentukan apakah bisa lanjut atau tidak penyidikannya. Karena ada riwayat gangguan jiwa,” jelasnya, Jumat (9/8/2024).

Ditanya mengenai lamanya tersangka diobservasi. Iptu Suradi belum bisa memastikan.

“Kalau soal itu, kami belum tahu. Karena baru masuk observasi,” ujarnya.

10G TERSANGKA 2

Dikatakan, kendati pernah mengalami gejala gangguan kejiwaan, namun aparat kepolisian tetap harus melakukan pemeriksaan.

Hal itu dilakukan, untuk memastikan apakah tersangka melakukan pembunuhan sedang dalam gangguan kejiwaan atau tidak.

“Ini yang harus dipastikan. Setelah hasilnya diketahui, baru bisa dilanjutkan proses hukumnya,” jelasnya.

Dikabarkan sebelumnya, seorang ayah berinisial BAP (35) di Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, pada Rabu (10/7/2024) pagi lalu, terpaksa harus diamankan pihak kepolisian.

Tersangka diamankan polisi lantaran tega menghabisi anak kandungnya sendiri yang masih berusia 3 tahun.

Kapolsek Sambaliung, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Amin Maulani, mengatakan tersangka menghabisi anak kandungnya itu dengan cara menyayat leher korban menggunakan benda tajam.

Agar suara tangis ataupun teriakan korban tidak terdengar istri dan tetangga, pelaku juga membekap wajah korban.

“Pelaku menyayat leher korban menggunakan pisau dapur,” terangnya.

Meski telah diamankan, namun motif pelaku melakukan aksi kejinya itu masih terus diselidiki kepolisian. Menurut sejumlah saksi mata, diduga korban melakukan aksinya karena mengalami depresi.

“Mungkin depresi. Pelaku sering bengong dan melamun. Tapi penyebab depresinya apa, enggak tahu,” ujar saksi yang enggan disebut namanya. (*)