SAMARINDA – Upaya pencurian bahan bakar minyak (BBM) di perairan Loa Buah, Sungai Mahakam, berhasil digagalkan aparat kepolisian setelah aksinya terekam kamera dan viral di media sosial.

Dalam video berdurasi singkat itu, tampak sejumlah pria menggunakan perahu kayu dan selang panjang, mencoba menyedot BBM dari kapal yang tengah bersandar. Aksi ini langsung menuai perhatian publik dan memicu respons cepat dari pihak kepolisian.

“Kami langsung menindaklanjuti video tersebut dan melakukan penyelidikan intensif,” kata Kasi Humas Polresta Samarinda, Ipda Novi Hari Setiawan dalam konferensi pers di Kantor Sat Polairud, Minggu (1/6/2025) kemarin.

Salah satu pelaku berinisial AD (37), yang sehari-hari bekerja sebagai penjual ikan, berhasil ditangkap saat berada di depan sebuah warung kelontong di kawasan Hotel Pada Idi, Segkotek, pada Sabtu (31/5).

Dalam pemeriksaan awal, AD mengaku berperan sebagai pengemudi perahu motor yang digunakan dalam aksi percobaan pencurian tersebut. Ia menyebut dua rekannya naik ke kapal sasaran dan berupaya membuka tangki BBM.

Namun rencana mereka gagal total. Anak buah kapal (ABK) yang berjaga memergoki aksi tersebut dan segera memberi perlawanan. Para pelaku pun kabur dengan tangan kosong.

“Pelaku kabur begitu diketahui kru kapal. Mereka tidak berhasil mengambil BBM karena langsung dikejar,” ujar Novi.

AD berdalih, tindakannya dilakukan karena desakan ekonomi. Ia berencana menjual kembali BBM hasil curian untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Meski tidak sempat mencuri apapun, polisi menegaskan bahwa perbuatan itu tetap dikategorikan sebagai tindak pidana.

“Meskipun belum ada kerugian material, tindakan ini sudah masuk unsur pencurian dengan pemberatan. Pelaku dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman hingga tujuh tahun penjara,” tegas Novi.

Saat ini, polisi masih memburu tiga pelaku lain yang telah teridentifikasi. Barang bukti berupa jeriken yang diduga akan digunakan untuk menampung BBM juga sedang dilacak. Polisi turut mendalami kemungkinan adanya jaringan penadah BBM curian.

“Kami terus mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain. Kami juga mengajak masyarakat untuk segera melapor bila melihat aktivitas mencurigakan di wilayah perairan,” pungkas Novi. (*)