Foto: Ketua DPRD Berau Madri Pani
TANJUNG REDEB – Ketua DPRD Berau, Madri Pani kembali menyoroti minimnya armada penerbangan di Bandara Kalimarau. Sehingga menjadi salah satu faktor tingginya harga tiket penerbangan saat ini.
Ia menilai, adanya pesawat berbadan besar akan menjadi angin segar dan memunculkan persaingan harga tiket pesawat yang sejak tahun lalu menjadi keluhan masyarakat. Mahalnya, tiket ditambah ekonomi yang sedang sulit, menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat.
Madri juga sempat mempertanyakan hasil pertemuan Pemkab Berau dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beberapa waktu lalu.
“Apa hasil dari pertemuan kemarin. Saya yakin masyarakat juga penasaran,” katanya.
Dilanjutkannya, dengan standardisasi bandara yang dimiliki Kabupaten Berau, seharusnya mampu mendaratkan pesawat berbadan besar. Apalagi, pada masa kejayaannya pada tahun 2019 lalu, berhasil mendaratkan lima buah maskapai. Yakni Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Nam Air, Lion Air dan Batik Air.
“Pesawat yang ada sekarang hanya kapasitas kecil dan itu pun dua saja,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan mendatangkan pesawat kapasitas besar, maka bisa menekan pengeluaran seperti bahan bakar ketimbang menggunakan pesawat kecil. Selain itu persaingan harga tiket pasti terjadi.
Ia pun mencontohkan jika dulu harga tiket ke Balikpapan hanya kisaran Rp 600 ribu, kini harganya menjadi dua kali lipat. “Ini yang harus bisa dipikirkan oleh pemerintah. Solusinya bukan hanya pertemuan saja. Tapi pulang dengan tangan kosong,” tuturnya.
Dengan adanya penambahan armada hingga armada berbadan besar. Geliat pariwisata di Berau juga dikatakannga akan berkembang pesat. Terlebih ada wacana akan bekerja sama dengan Bali.
“Berau ini terkenal dengan ekowisatanya apa lagi banyak peminatnya. Jadi kalau harga tiket murah bisa mendatakan wisatawan yang lebih banyak lagi. Saya harap pemerintah segera menindaklanjuti permasalahan ini,” tutupnya. (adv)