Foto Ist: Aktivitas petani kakao di Berau
TANJUNG REDEB – Geliat bisnis biji kakao menjadi salah satu sektor yang cukup menguntungkan bagi pekebun di Berau dewasa ini. Sebab, bukan saja dilirik oleh pembeli di pasar lokal, petani juga kebanjiran order hingga pasar internasional.
Diketahui pertengahan Januari 2023 lalu, Pemkab Berau resmi mengirimkan 15 ton biji kakao ke Amerika Serikat. Hasil dari panen raya yang dilangsungkan sejak November hingga Desember 2022 oleh petani di Kampung Suaran, Nyapa Indah dan Gunung Tabur.
Dengan peluang itu, bukan tidak mungkin Berau mampu keluar dari zona ketergantungan terhadap industri ekstraktif seperti Batu Bara yang menguasai 59 persen PDRB Berau saat ini.
Ditemui awak media Berau Terkini, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau Lita Handayani, menyatakan melihat peluang itu pemerintah sudah mulai terbuka dengan investasi di bidang perkebunan.
Teranyar, pemerintah tengah berupaya menjaring investor melalui kerjasama dengan pihak Bank Indonesia (BI). Pun proposal bisnis pemerintah telah disebar.
“Itu kan reward investasi untuk Berau. Jadi kita sudah ngirimkan proposal dan tinggal menunggu perkembangannya saja,” kata Lita.
Dalam proposal bisnis itu, pemerintah mencantumkan lahan investasi yang sangat luas. Mencapai 5 ribu hektare. Yang berada di Kampung Merasa dan Muara Lesan.
Bila menarik niat pemerintah, investasi kakao tersebut seharusnya dapat dimulai tahun ini. Namun lantaran sifat kerjasama ini melibatkan pihak lain, pemerintah hanya dapat memastikan kepastian informasi dari pihak BI.
Namun pemerintah juga tetap galakan jemput bola investasi. Dibun pun tetap membuka peluang investasi bagi investor lokal maupun luar untuk mulai menanamkan sahamnya di Berau.
“Jelas kita menunggu. Tapi investor lain boleh saja buat masuk,” terangnya.
Sebagai informasi, saat ini Berau memiliki lahan eksisting seluas 2.428 hektare untuk budidaya kakao. Sehingga pada tahun ini lahan tersebut berpotensi bertambah hingga 7,5 ribu hektar bila investasi mulai berjalan. (*/ADV)
Reporter: Sulaiman