TANJUNG REDEB – Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) PT Hutansanggam Labanan Lestari (HLL), Robi Maula mengakui jika perusahaan dipimpinnya dalam kondisi buruk. Pasalnya bidang kerja yang tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Opsi pemulihan yakni diversifikasi usaha.

“Kita sama-sama tau kondisi bisnis kayu tidak seperti komoditi lain yang menjadi primadona,” ujarnya.

PT HLL sejak 2018 memang tidak  menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Robi,pihaknya perlu melakukan perhitungan riil melalui audit. Hal ini disampaikan saat nanti UPS penyusunan RKAP. Bahkan, di tahun depan, yang terjadi pada perusahaan sebelumnya, akan mulai ditinggalkan.

“Jadi surplusnya itu bukan hanya dari kayu bulat, bisa dari berbagai dividen. Ini berkaitan juga dengan SDM dan hal teknis,”jelasnya, Minggu (31/10/2021)

Kondisi usaha perkayuan saat ini tidak bisa diandalkan, maka dirinya perlu mencari opsi lain. Salah satunya diversifikasi usaha. Hal itu sama seperti yang diungkapkan wakil Bupati Berau Gamalis belum lama ini. Seperti perkebunan sawit, kakao dan coklat bahkan karet.

Rencana Diversifikasi ini juga diakuinya akhir tahun ini sudah masuk perencanaan dan termasuk penganggaran.

“Pihak yang akan diajak kerjasama, saya juga sudah membangun komunikasi dengan beberapa kepala kampung dan camat. Harapannya sudah bisa kita jalankan di tahun depan,”ucapnya.

Selama ini PT HLL  bergantung pada hasil kayu,dan hanya mengelola satu pendapatan saja yakni dari kayu bulat.  Robi menyebutkan akan mengupayakan pendapatan dari objek usaha lainnya.

Ini juga sejalan dengan Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 dan Perdirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Nomor : P.18/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Banyak potensi sebenarnya. Itu langkah yang akan kami ambil, sudah saya sampaikan kepada pemegang saham dan manajemen nanti pasca audit yang akan kami lalui,” ujarnya.(*)

Editor: RJ Palupi