SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tahun 2024 di Posyandu Angsoka, Desa Loa Janan Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Rabu (12/6). Acara ini dihadiri oleh Pj Gubernur Kaltim Prof. Dr. Akmal Malik, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, dan jajaran pejabat terkait.

Dalam sambutannya, Akmal Malik mengapresiasi komitmen dan konsistensi Pemkab Kutai Kartanegara dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan penurunan angka stunting yang signifikan hingga 9 persen dalam kurun waktu satu tahun.

“Penurunan yang luar biasa ini patut diapresiasi. Meski masih jauh dari target nasional 14 persen, langkah-langkah yang dilakukan Pemkab Kutai Kartanegara sangatlah tepat,” ujar Akmal yang juga menjabat sebagai Ditjen Otda Kemedagri RI.

Akmal menuturkan, penurunan angka stunting di Kaltim secara keseluruhan dari 23,9 persen pada tahun 2022 menjadi 22,9 persen pada tahun 2023 menunjukkan progres positif. Meskipun hanya turun satu persen, hal ini patut menjadi contoh bagi daerah lain di Kaltim.

“Kunci utama dalam menurunkan angka stunting adalah orkestrasi yang baik. Kita harus belajar dari Kutai Kartanegara yang mampu menunjukkan orkestrasi luar biasa dalam penanganan stunting,” tegas Akmal.

Lebih lanjut, Akmal berharap Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting ini dapat menggerakkan sekitar 258 Posyandu di Kaltim. Diperkirakan, 6.241 balita, 446 bayi, 161 ibu hamil, dan 43 calon pengantin akan mendapatkan intervensi stunting melalui program ini.

“Yang terpenting adalah niat kolaborasi dari semua pihak, baik Pemerintah Provinsi, Kabupaten, hingga desa,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Kutai Kartanegara sebagai lokasi pencanangan. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi dan semangat bersama dalam sinergitas penanganan stunting.

Edi mengungkapkan, penurunan angka stunting di Kutai Kartanegara dari 27,1 persen pada tahun 2022 menjadi 17,6 persen pada tahun 2023 merupakan hasil kerja keras dan terstruktur.

“Penurunan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan buah dari penguatan revitalisasi posyandu, peningkatan sumber daya manusia kader, dan penguatan Puskesmas pembantu dengan tenaga bidan yang direkrut melalui desa,” jelas Edi.

Acara pencanangan ini juga dirangkaikan dengan pemberian bantuan BAAS (Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting), penandatanganan prasasti peresmian Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) desa Loa Janan Ulu dan Posyandu Angsoka, serta pelepasan balon ke udara.

Turut hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pendidikan Muhammad Kurniawan, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita, Kepala Dinas Perindagkop UKM Provinsi Kaltim Heni Purwaningsih, serta para camat, kepala desa, dan kader posyandu se-Kaltim yang mengikuti acara melalui Zoom.