Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Kemandirian pemimpin daerah menjadi salah satu pertanyaan yang dibahas di panggung debat publik pasangan calon (paslon) di Pilkada Berau 2024, pada Sabtu (26/10/2024) malam lalu.

Calon Bupati Berau nomor urut 2, Sri Juniarsih, menanyakan langsung poin pertanyaan tersebut ke Calon Bupati Berau nomor urut 1, Madri Pani.

Dalam pertanyaan itu, Sri Juniarsih mempetanyakan pendapat Madri Pani mengenai pemimpin yang harus bebas dari intervensi pihak manapun dalam mengambil kebijakan strategis.

Sebab menrut Sri, bila pemimpin tak mandiri akan berdampak pada hasil kebijakan yang sarat kepentingan satu kelompok saja. Serta tak dirasakan secara langsung oleh warga Bumi Batiwakkal.

“Apa pendapat bapak tentang kemandirian kepemimpinan di Berau? Sejauh mana keyakinan bapak untuk menjadi pemimpin yang mandiri,” ucap Umi Sri.

Pasca pertanyaan itu diberikan, Madri sempat melayangkan protes lantaran tak mendengar secara jelas pertanyaan tersebut. Sebab, menurutnya pengucapan pertanyaan tak dibarengi dengan suara yang jelas dan keras.

“Kurang jelas bu, yang pertama kurang jelas, mohon diulang,” ucap Madri memotong arahan moderator debat.

“Tidak bisa diulangi, mohon maaf, mohon tenang, waktunya menjawab,” ucap moderator.

Tak menerima poin pertanyaan dengan baik, Madri tetap kekeuh untuk Sri Juniarsih mengulang pertanyaannya. Walhasil pertanyaan serupa pun diulang. Sebagai kebijakan yang diberikan oleh moderator.

“Ngomong itu agak keras, biar enak,” ucap Madri.

Tak menghabiskan banyak waktu, MP-sapaan bekennya, menyebut bila dirinya bukan berasal dari kelompok ekonomi masyarakat yang berada alias kaya raya. Sehingga ia memahami betul bagimana metode pemimpin untuk tetap mandiri.

Ia membeberkan, bila dirinya memiliki pengalaman menjadi kepala kampung sebanyak dua kali. Kemudian, menjadi ketua DPRD Berau periode 2019/2024 dan terpilih kembali menjadi anggota DPRD untuk kedua kalinya, pada periode 2024/2029.

“Saya ini perintis, bukan pewaris,” tegas Madri.

Ia mengartikan rekam jejaknya selama berada di pemerintahan dan menjadi politisi, merupakan langkah yang ia bangun secara mandiri.

“Saya orang dari bawah, mengerti betul bagaimana kebutuhan masyarakat,” kata dia.

Ke depan, ia memastikan bila dirinya terpilih sebagai bupati Berau, akan menjadi pemimpin yang mandiri. Dimana keyakinan itu akan ia tularkan kepada warga Berau untuk tetap bisa bertahan hidup di daerahnya sendiri.

“Anak daerah tak akan menjadi penonton di rumahnya sendiri,” ucap dia.

Merespon pernyataan Madri tersebut, Umi Sri, meminta agar pendapat Madri tersebut menjadi catatan penting. Dimana kepala dearah tak dapat di intervensi oleh pihak manapun.

Ia menyatakan, kepala daerah harus bisa mengorbankan tenaga dan waktunya untuk menjalankan roda pemerintahan dan memberikan dampak positif untuk masyarakat secara luas.

“Itu akan menjadi catatan. Bahwa seorang pemimpin harus tidak bisa di intervensi dari pihak manapun,” tegasnya. (*)