TANJUNG REDEB – Soal penilaian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai, yang disebut mendapatkan rapor merah dari Google Maps atau juga Gmaps, menurut Bupati Berau Sri Juniarsih, karena fasilitasnya yang terbatas.
“Iya, itukan karena fasilitas yang terbatas,” kata Bupati Sri, yang dikonfirmasi awak berauterkini.co.id, Kamis (18/1/2023).
Dia mengatakan, kondisi tersebut wajar bila dikeluhkan masyarakat dengan kualitas bangunan lawas yang dikelola oleh manajemen RSUD dr Abdul Rivai.
Dengan berbagai kekurangan, pemerintah daerah tegasnya, tidak hanya tinggal diam. Langkah awal pemerintah, memastikan dua proyek pengembangan rumah sakit di daerah masih dalam tahap pengerjaan.
Proyek tersebut diketahui sudah berjalan sejak tahun lalu yang ditandai dengan peletakan batu pertama alias groundbreaking oleh dirinya langsung bersama unsur forkopimda yang menjadi saksi perwujudan keseriusan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Sekarang proses itu sedang berjalan. Ini sifatnya jangka panjang. Tapi kalau yang disamping rumah sakit, semoga segera rampung tahun ini,” katanya berharap.
Sekarangpun, jelasnya, pemerintah telah melayangkan program BPJS gratis. Program yang telah terbukti ampuh dan telah digancar melalui penghargaan Universan Health Coverage (UHC) Award 2023 lalu.
Untuk program tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau mengalokasikan anggaran senilai 13 miliar rupiah pada 2023 lalu.
“Program ini memangkas waktu berobat warga pengguna BPJS, biasanya menunggu 14 hari. Saat ini, sudah bisa dilayani langsung,” terangnya.
Selama kurang lebih Tiga tahun dirinya berkiprah sebagai bupati, diakui memiliki banyak tantangan dalam memastikan pelayanan kesehatan warga “Bumi Batiwakkal” tersalurkan dengan baik.
Sehingga, membutuhkan kerja ekstra dalam memastikan pembenahan pelayanan kesehatan berjalan sesuai dengan target pemkab Berau.
“Siapapun nanti bupatinya, yang jelas rumah sakit itu akan pasti jadi,” tegasnya.
Soal penumpukan pasien dijelaskan, saat ini setiap peserta dapat melakukan dari rumah saja, tidak perlu mengantre panjang di ruang tunggu rumah sakit.
Bahkan, dia mengaku kerap menegur direktur rumah sakit menyediakan kipas atau AC untuk menjamin kenyamanan masyrakat yang mengantre berobat.
“Saya juga kasihan dengan penumpukan yang panjang. Jadi, pahami sistem terbaru, jangan siksa pasien datang langsung dan lama mengantre,” ujarnya.
Anggaran pada 2024 inipun, disebut Sri, semakin meyakinkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Menurutnya, pada tahun ini akan dipastikan pemerintah akan bergerak lebih leluasa untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan target pemerintah. (*)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h