TANJUNG REDEB – Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, menyebut tidak ada masalah dengan pertambangan batu bara khususnya di wilayah Kabupaten Berau yang menjamur saat ini, namun setelah menambang ditanami lagi.
Saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kehutanan Provinsi Kaltim, di Palmy Ekslusive, Tanjung Redeb, Rabu (24/7/2024), Akmal Malik mengatakan, adanya sumber daya alam (SDA) batu bara tersebut merupakan anugerah dari Tuhan.
“Silakan ditambang, ambil batu baranya. Setelah itu ditanami lagi,” sarannya.
Adanya aktivitas penambangan itu, justru membuatnya senang. Hal itu lantaran dari aktivitas tersebut menambah pendapatan masyarakat.
Keberadaan batu bara di lahan petani, sebutnya, justru membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Karena menurutnya, lahan yang ada batu baranya mengandung racun bagi tanaman.
“Tidak ada yang salah dengan itu (penambangan). Belum ada sejarahnya diatas batu bara itu tumbuh tumbuhan yang bagus. Ambil dulu batu baranya (toxic), silakan jadikan uang untuk penambang-penambang, tapi setelah itu tanami lagi,” terangnya.
Namun, lanjut Akmal, kebanyakan sekarang ini, banyak aktivitas pertambangan batu bara tidak bertanggungjawab. Hanya mau menggali, tidak bersedia melakukan penghijauan kembali.
Padahal, katanya, jika dilakukan penanaman pohon kembali, aktivitas penambangan mungkin tidak akan menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat.
“Persoalannya ‘kan di situ. Coba ditanami lagi, kita senang,” katanya.
Akmal juga meminta kepada Bupati Sri Juniarsih, agar tidak perlu cemas dengan aktivitas tersebut. Yang terpenting, pasca penambangan dilakukan reboisasi kembali.
“Ibu Bupati jangan bersedih hati, seandainya batu baranya diambil, ambillah, agar di masa depan, anak cucu kita mempunyai tanah yang subur,” tandasnya. (*)