TANJUNG REDEB – Potensi laut Berau ternyata bisa menembus pasar ekspor. Selama 2021, tak kurang 50 ton ekspor ikan jenis premium dikirim ke Hongkong.
Angka ekspor perikanan di Berau terus tumbuh, meskipun dalam kondisi pandemi. Yunda Zuliarsih, Sekretaris Dinas Perikanan Berau menyebut, sampai dengan Agustus tahun 2021 angka ekspor perikanan Berau mencapai 50.887 kilogram.
Hongkong menjadi negara paling banyak melakukan pembelian ikan hasil laut Bumi Batiwakkal. Tercatat selama periode ini sudah 5 kali pengiriman ikan dari Berau ke Hongkong.
Pengiriman pertama dilakukan akhir Januari sebanyak 9.612 kilogram. Berlanjut pada Maret sebanyak 9.120 kilogram. Dan meningkat di awal Juni menjadi 12.380 kilogram. Pengiriman mengalami sedikit penurunan ke angka 9.925 kilogram pada bulan Juli. Pada 10 Agustus lalu, kembali dikirim sebanyak 9.860 kilogram. “Semuanya ke Hongkong,” jelasnya, belum lama ini.
Ikan jenis Kerapu merupakan ikan hasil laut Berau yang menjadi primadona pembeli asal Hongkong. Setidaknya ada tujuh jenis ikan kerapu yang selalu dicari pembeli negara yang masih di bawah naungan Tiongkok itu. Di antaranya, kerapu bebek, kerapu sunu, kerapu macan, kerapu batik, kerapu cantang, kerapu bakau atau lumpur dan terakhir kerapu tiger atau capan.
“Tapi yang paling banyak dicari nelayan Berau dan dibudidayakan untuk dikirim ke Hongkong jenis kerapu tiger, sunu, lumpur dan cantang,” katanya.
Harga yang cukup tinggi menjadi alasan ketiga ikan kerapu tersebut cukup banyak jadi perburuan nelayan. Sebab, untuk satu ekor kerapu tersebut dihargai minimal Rp 120 ribu dalam kondisi hidup.
Tapi khusus jenis sunu harganya bisa lebih tinggi. Bisa mencapai Rp 190 ribu jika beratnya di atas 1 kilogram per ekor. Tak jarang, usai ditangkap dari laut, kerapu tadi tidak langsung dijual, tapi dibudidayakan terlebih dahulu hingga beratnya bisa mencapai berat ideal.
“Ada empat kecamatan yang menjadi penghasil kerapu di Berau, yakni Maratua, Pulau Derawan, Batuputih dan Biduk-Biduk,” ungkapnya.
Selain dari nelayan lokal Berau, tak jarang para penampung ikan kerapu dari Berau menerima ikan kerapu titipan dari daerah lain. Paling sering dari nelayan Kota Bontang. Umumnya, kerapu titipan itu dikirim ke Berau karena jumlah tangkapan sedikit sehingga pembeli dari Hongkong tidak datang.
“Begitu juga sebaliknya, kalau di Berau sedikit tangkapannya, nanti dititip ke daerah lain. Bahkan ada yang dititip ke Bali. Gantian saja sebetulnya. Selain diekspor, ikan kerapu Berau juga dijual ke dalam negeri seperti Jakarta, Surabaya dan Bali,” pungkasnya. (*/adv)
Editor: RJ Palupi