TANJUNG REDEB – Dinas Pendidikan Kabupaten Berau mendorong seluruh satuan pendidikan memanfaatkan lahan sekolah menjadi ruang produktif, khususnya untuk kegiatan pertanian.

Kepala Dinas Pendidikan Berau, Mardiatul Idalisah, menegaskan, ketahanan pangan harus dimulai dari kesadaran kolektif, termasuk dari lingkungan sekolah.

Ia menyebut, menanam dan mengolah tanah adalah bagian dari pendidikan hidup yang tak kalah penting dibanding pelajaran di dalam kelas.

“Kami ingin anak-anak tak hanya belajar di papan tulis, tapi juga dari tanah. Ketahanan pangan adalah pelajaran nyata yang bisa ditanamkan sejak dini,” ujarnya.

Bukan sekadar taman atau penghijauan biasa, sekolah-sekolah diarahkan untuk menanam tanaman pangan, seperti sayuran, jagung, bahkan komoditas jangka panjang seperti kelapa sawit. 

Salah satu contohnya adalah SDN 001 Tumbit Melayu, yang bersama Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Teluk Bayur, menanam jagung di dua lokasi kebun sekolah dan lahan milik K3S.

Pihaknya melihat kegiatan ini bukan semata proyek pertanian, melainkan juga ruang belajar langsung bagi siswa tentang kerja sama, ketekunan, dan tanggung jawab.

“Dari menyemai benih, merawat, hingga panen, ada banyak nilai kehidupan yang bisa dipelajari. Anak-anak kota saja menyentuh tanahnya sendiri, mengenal proses dari nol, dan menghargai hasil,” jelas Mardiatul.

Target ke depan adalah menjadikan pertanian sekolah sebagai program berkelanjutan, bahkan bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran lintas mata pelajaran dari sains, matematika, hingga kewirausahaan.

Hasil panen ke depan bisa digunakan sebagai bahan praktik, konsumsi sekolah, atau dijual sebagai bagian dari penguatan ekstrakurikuler.

“Bukan hanya soal hasil panen, tapi bagaimana sekolah mencetak generasi yang peduli, tangguh, dan mencintai tanah airnya secara harfiah,” tutupnya. (*)