TANJUNG REDEB, – Tingkatan minat masyarakat makan ikan yang jauh dari laut masih kurang. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perikanan Berau, Tentram Rahayu. Meskipun secara umum progres minat makan ikan di Berau sudah mencapai target.

Merupakan sebuah tantangan bagi Dinas Perikanan untuk dapat meningkatkan capaian yang sudah diraih saat ini. Menurut Tentram, terutama bagi masyarakat yang jauh dari pesisir.

“Oleh karena itu saat ini pihak kami sedang gencar sosialisasi untuk daerah terpencil,” katanya, Kamis (2/12/2021).

Untuk menyiasati kekurangan ini, pihaknya menggalakkan pengembangan budidaya ikan di wilayah perkotaan.

“Sudah terlihat hingga saat ini banyaknya ibu Dasawisma yang lagi gemar membudidayakan ikan. Selain hidroponik, juga melakukan budidaya ikan lele di lingkungan mereka. Itu merupakan salah satu cara meningkatkan konsumsi ikan di Berau,” terangnya.

Sementara untuk program bantuan benih ikan lele bagi masyarakat di wilayah pedalaman, untuk sementara tertunda. Sebab wilayah-wilayah pedalaman yang menjadi sasaran bantuan belum teraliri listrik 24 jam dari PLN. Sementara untuk mengembangkan budidaya ikan, membutuhkan dukungan listrik 24 jam.

“Saat kami meninjau, ternyata ada kendala persoalan listrik. Jadi mungkin tahun depan kita ajukan lagi program tersebut, sampai listrik di sana siap,” ujarnya.

Ketersediaan ikan di wilayah perkotaan atau kecamatan jauh dari laut diharapkan mampu mengatasi kurangnya minat makan ikan.

“Tidak hanya bisa dikonsumsi sendiri, ikannya juga bisa dijual ke tetangga dan mendapatkan hasil yang dapat membantu perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Sejauh ini, lanjut Rahayu, sudah banyak Dasawisma yang memilih membudidayakan ikan dengan memberdayakan masyarakat setempat sebagai pengurusnya. Salah satunya di Kelurahan Karang Ambun.

“Sudah ada beberapa contoh yang kami beri arahan untuk membudidayakan ikan, itu salah satu cara kami untuk meningkatkan minat makan ikan masyarakat,” katanya.

Saat ini, konsumsi ikan oleh masyarakat Berau sebanyak 61,7 kilogram per kapita selama setahun. Angka tersebut tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi ikan di provinsi dan nasional.

“Lebih tinggi dari provinsi yang hanya 53 kilogram dan nasional 56 kilogram,” tandasnya.(*)