SAMARINDA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) di Samarinda Kalimantan Timur, saat ini memiliki 50 unit mesin hemodialisa (cuci darah) yang beroperasi untuk melayani pasien gagal ginjal, baik akut maupun kronis.
Rumah sakit milik Pemprov Kaltim ini menjadi salah satu fasilitas kesehatan utama di wilayah Kalimantan Timur untuk pelayanan cuci darah.
Direktur RSUD AWS, dr. David Masjhoer menjelaskan, fasilitas cuci darah di AWS dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pasien setiap hari. Dibagi menjadi dua sesi, pagi dari pukul 08.00 hingga 13.00, dan sesi sore dari pukul 13.00 hingga 18.00.
Setiap sesi hemodialisa memerlukan waktu sekitar 6 hingga 8 jam, dengan kapasitas operasi dua kali sehari. Pada kasus darurat, layanan cuci darah ini dapat beroperasi 24 jam, terutama untuk pasien dengan gagal ginjal akut akibat dehidrasi berat atau pendarahan.
“Kami juga tetap melayani pada hari Sabtu dan Minggu, meskipun hanya satu sesi. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan perawatan rutin,” jelas dr. David.
Untuk masa depan, RSUD AWS juga berencana mengembangkan layanan transplantasi ginjal sebagai langkah preventif agar jumlah pasien yang membutuhkan cuci darah dapat dikurangi.
David menambahkan bahwa tim medis di AWS sedang mempersiapkan infrastruktur dan protokol yang diperlukan untuk mendukung layanan transplantasi ginjal tersebut.
Saat ini, layanan hemodialisa di RSUD AWS sepenuhnya didukung oleh BPJS Kesehatan, sehingga pasien yang membutuhkan dapat memperoleh layanan tanpa biaya tambahan. (*)