Foto: Renovasi gedung Kamar Bola alias Ballroom di Teluk Bayur.

TANJUNG REDEB – Revitalisasi kawasan Kota Tua menjadi agenda wajib pemerintah yang digalakkan pada tahun ini. Kota tua sendiri, berada di Kecamatan Teluk Bayur. Menjadi salah satu kota yang jadi saksi sejarah perkembangan Kabupaten Berau 70 tahun silam.

Dimotori oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, agenda tersebut menjadi salah satu mimpi pemerintah yang ingin menciptakan kawasan wisata yang dekat dengan pemukiman masyarakat. Serta dapat menjadi pilihan para pelancong yang datang dan berangkat dari Berau.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir, menyebutkan bila wacana revitalisasi tersebut telah muncul sejak 2016 lalu. Kala Bupati Berau masih dipimpin oleh mendiang Muharram.

Sehingga, dalam beberapa tahun belakangan ini di Teluk Bayur mendapatkan banyak kesempatan pembangunan oleh pemerintah. Termasuk pembuatan tugu Monumen Berau.

“Wacana ini sudah lama, cuman kami akan serius menggarap itu pada tahun ini,” ujar dia.

Selain kebutuhan landmark yang dibangun di kawasan Kota Tua Teluk Bayur, menurutnya perlu juga peningkatan kesadaran masyarakat akan proses pembangunan Teluk Bayur sebagai kawasan wisata di perkotaan.

Sebab, bila tidak, mimpi pemerintah untuk membangun ekonomi mandiri masyarakat akan terhambat oleh perilaku masyarakat yang tak ‘welcome’ terhadap turis hingga wisatawan lokal yang bertandang ke lokasi tersebut.

Dia mencontohkan, proses terbentuknya kesadaran masyarakat yang bermukim di Pulau Besing. Dibutuhkan proses hingga 2 tahun untuk masyarakat adat asli Berau tersebut dapat menerima kedatangan orang baru. Termasuk saat ini, menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Berau.

Selama proses dua tahun itu pula, akhirnya masyarakat disadarkan bila masuk dalam rekomendasi destinasi wisata oleh pemerintah akan memberikan keuntungan materi maupun non materil.

“Jadi banyak faktor pendukung yang perlu dibangun di Teluk Bayur. Termasuk pula kesadaran masyarakatnya,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bila saat ini kelompok sadar wisata alias Pokdarwis Teluk Bayur, masih memiliki pemikiran bila destinasi wisata di Teluk Bayur yakni Hutan Kota Tangap. Sementara, tidak melihat potensi wisata yang lebih menjanjikan dan berada di lingkungan tempat tinggal.

“Teluk Bayur itu punya sejarah yang unik. Banyak peninggalan penjajah yang dapat dijadikan daya tarik wisata di Teluk itu. Bahkan wilayah tertua di Berau ini, salah satunya Teluk Bayur,” beber dia.

Dengan modal itu, wacana pembangunan Kota Tua Teluk Bayur, semakin tercerahkan. Sebab, semangat pemerintah saat ini ialah pembangunan ekonomi mandiri di tengah masyarakat melalui destinasi wisata.

Dia menyatakan, bila masih banyak aset peninggalan penjajah negeri Kincir Angin yang dapat direvitalisasi dan dapat dikunjungi oleh wisatawan.

“Semoga program ini dapat berjalan lancar. Ini demi perekonomian masyarakat yang diharapkan dapat mengembangkan Berau ke depan,” ujarnya.

Terbaru saat ini, pemerintah tengah melakukan revitalisasi bangunan situs budaya Gedung Kamar Bola. Program tersebut menjadi salah satu prioritas pemerintahan saat ini. Merevitalisasi setiap bangunan bersejarah yang dimiliki oleh Berau.

“Sekarang sudah menunjukkan progres. Digarap oleh teman-teman di DPUPR Berau dan Disperkim,” tutur dia. (*adv)

Reporter: Sulaiman