Foto: Foto bersama peserta ekraf saat penutupan acara workshop.

TANJUNG REDEB – Workshop atau pembekalan yang diberikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau kepada pelaku ekraf, di Hotel Grand Parama, Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, pada Rabu (15/11/2023) berbuah hasil. Struktur Komite Ekraf pun mulai terbentuk. 30 pelaku ekraf Berau mengisi setiap kebutuhan struktur komite.

Komite Ekraf dibentuk oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata yang ditopang dengan aktivitas dunia kreatif. Pun komite tersebut merupakan amanat pemerintah pusat yang mesti dibentuk di setiap daerah wisata di Indonesia.

Komite tersebut merupakan badan independen non pemerintah yang dibentuk langsung oleh kepala daerah.

Kabid Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disbudpar Berau Nurjatiah, menyatakan pembentukan komite ekraf merupakan upaya transisi pemerintah dalam membangkitkan ekonomi daerah melalui sektor terbarukan.

“Saat ini, Komite Ekraf menjadi sektor penting dalam membangun ekonomi daerah. Melalui pelaku ekraf langsung,” katanya dalam sela pemberian materi kepada pelaku ekraf Berau.

Nantinya, Komite Ekraf Berau berperan dalam membantu pemerintah untuk menyesuaikan program pembangunan ekonomi daerah dari sektor industri kreatif.

Bila ekosistem ekraf terwujud, maka program itu sejalan dengan visi pemerintah yang memiliki visi pembangunan dari sektor wisata.

“Pariwisata dan Ekraf itu satu kesatuan dalam gerak ekonomi daerah. Punya peran untuk memberikan pembeda di dunia pariwisata Berau,” ucapnya.

Masih dalam fungsi Komite Ekraf. Badan independen tersebut dapat menjadi jawaban pemerintah dalam mengembangkan jejaring kerjasama strategis yang diperoleh dalam lingkup bisnis lokal, hingga internasional.

Sebab, dia meyakini para pelaku ekraf merupakan pemeran dunia ekonomi yang memiliki jaringan lebih luas. Jaringan tersebut yang menjadi penopang roda perputaran ekonomi para pelaku ekraf daerah.

“Peran ekraf penting dewasa ini. Kita tidak mau ketinggalan perahu dari daerah lain yang terus berkembang melalui Ekraf,” ujar dia.

Diketahui, melalui hasil riset potensi sumber daya manusia di 17 cabang ekraf, terdapat 6 cabang yang saat ini dinilai potensial dan diunggulkan untuk dikembangkan di Berau.

Diantaranya, kriya dan wastra, kuliner, seni pertunjukan, industri kreatif film/video/fotografi dan penerbitan. Kemudian, industri musik dan aplikasi.

Dari para pelaku ekraf tersebut, diharapkan dapat menjadi motor percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Sebab, Berau saat ini dengan potensi alamnya dapat terus berkembang baik dalam kerjasama seluruh stakeholder, termasuk Komite Ekraf.

“Komite ini dibiayai pemerintah melalui APBD. Selain itu, dapat menjalin kerjasama dengan pihak ketiga di luar pemerintah,” beber dia menjelaskan sumber pembiayaan Komite Ekraf.

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Ekraf Kaltim, Erwiantono memberikan apresiasi atas akselerasi alias percepatan pembentukan ekonomi kreatif di Berau.

Melalui kepala bidang yang baru dilantik, seluruh kebutuhan Komite Ekraf disiapkan dengan baik. Hal itu dinilai positif ditengah Berau berupaya untuk menumbuhkan iklim ekonomi dari sektor industri wisata.

“Luar biasa ibu ini, kerjanya sat set sat set,” puji dia kepada Nurjatiah.

Pihaknya berkomitmen untuk terus mengawal proses pembentukan komite ekraf Berau hingga berkedudukan hukum sah. Sebab, saat ini komite tersebut masih membutuhkan jalan panjang dalam memastikan komite dapat memulai program kerja.

Setelah proses pemasukan nama-nama pengurus komite, dia sebut kebutuhan selanjutnya pengesahan melalui surat keputusan bupati.

“Tapi kami yakin proses dapat dilalui dengan baik dengan melihat semangat teman-teman,” ucap dia.

Dirinya pun berpesan, agar seluruh gerak dari Komite Ekraf setalah terbentuk nantinya tetap mengacu pada peta jalan yang telah ditentukan dalam proses sebelumnya.

“Demikian juga kami yang ada di Kaltim. Membutuhkan waktu untuk memaksimalkan industri kreatif dapat menjadi jawaban keresahan pemerintah,” pesan dia. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman