TANJUNG REDEB – Relokasi warga di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Segah menjadi program yang diseriusi pemerintah pasca bencana banjir yang melanda beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, menyatakan, terdapat dua penanganan pasca bencana, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi.

Terkait dengan rehabilitasi, pemerintah telah melaksanakan tugasnya dengan memastikan pemulihan dan perbaikan bagi para korban, di antaranya penanganan penyakit hingga rehabilitasi sosial dan psikologis.

Sementara, dalam proses rekonstruksi, pada tahap awal ini, pemerintah memastikan pembangunan fasilitas umum, seperti rumah ibadah yang habis tersapu banjir.

Nofian mengatakan, tindakan ini diberikan bagi para korban yang berada di Kampung Long Ayap dan Kampung Long Laai. 

“Diutamakan terlebih dahulu fasilitas umum, seperti rumah ibadah, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan,” kata Nofian, Senin (9/6/2025).

Nofian menegaskan, di dua titik itu tak boleh lagi dibangun sarana umum dan kawasan permukiman setelah dilakukan relokasi karena merupakan daerah rawan bencana.

Dalam beberapa kasus, warga didapati membangun dua hunian sekaligus dalam satu kampung. Satu berada di bantaran sungai dan satu lagi berada di atas gunung.

Menurutnya, langkah ini keliru karena akan tetap memberikan risiko besar saat bencana kembali melanda kampung tersebut.

“Yang penting jangan bangun lagi di dataran rendah yang dekat sungai,” pesan dia.

Dia menyebut, BPBD Berau bakal melakukan pemasangan plang bertanda “Kawasan Rawan Bencana banjir”, khususnya di dua kampung tersebut.

Pihaknya ingin memastikan tak ada permukiman karena pemerintah telah memberikan peringatan untuk meminimalkan risiko bencana banjir.

Namun, dia menyatakan pemasangan plang peringatan secara masif baru dapat dilakukan pada anggaran belanja tambahan atau APBD Perubahan tahun ini. 

Sebab, saat ini pemasangan plang tersebut belum dianggarkan dalam belanja kegiatan di BPBD Berau.

“Nanti di ABT dianggarkan, semoga dikabulkan,” harap dia.

Sementara itu, Kepala Kampung Long Ayap, Jemi, mengatakan siap untuk mengikuti arahan pemerintah demi memastikan keselamatan warga kampung.

Hingga saat ini, warga yang kehilangan tempat tinggal masih berada di posko darurat. Bahkan, telah berdiri dapur untuk memasak bantuan logistik yang diberikan masyarakat dan pemerintah.

“Tentu kami ikut dengan arahan pemerintah,” sebutnya. (*)