Foto: Tim dari Disbudpar Berau dan Dinas PUPR Berau saat meninjau lokasi bangunan Kamar Bola di Teluk Bayur.

TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau bakal menganggarkan kebutuhan riset sejarah perkembangan bisnis batu bara di Teluk Bayur. Diklaim lokasi penambangan di Teluk Bayur merupakan kawasan pertambangan tertua dan pertama di Indonesia.

Kekayaan alam yang jadi salah satu penopang APBD Berau tersebut, diklaim telah beroperasi di Teluk Bayur sejak awal abad ke-19. Atau persisnya pada 1912. Lebih tua dari lokasi penambangan di Tanjung Enim Sumatera Selatan yang operasi sejak 1935.

Namun, kebenaran itu masih harus diuji. Oleh karena itu, Disbudpar Berau mengalokasikan anggaran daerah untuk melakukan riset khusus untuk menelusuri jejak sejarah pertambangan di Bumi Batiwakkal.

“Inshaallah akan kami usulkan pada penganggaran Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2024 mendatang,” kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, kepada Berau Terkini, pada Jumat (6/10/2023).

Revitalisasi gedung Kamar Bola alias Ball Room, di Teluk Bayur menjadi salah satu bagian dari rangkaian pembuktian sejarah tersebut.

Rencananya, Kamar Bola bakal dijadikan museum khusus untuk penelitian ihwal sejarah perkembangan tambang baru bara di Bumi Batiwakkal. Bahkan, bila terbukti kebenaran Berau merupakan motor penambangan pertama di Indonesia. Tak menutup kemungkinan mata dunia akan tertuju ke Berau. Sebagai lokasi penelitian ilmuan dunia.

“Itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Maka itu kami kebut dari sekarang. Menyiapkan segala kebutuhannya,” ucap dia.

Bila revitalisasi Kamar Bola rampung, nantinya di lokasi tersebut bakal dijadikan museum batu bara. Lengkap dengan keterangan operasi seluruh perusahaan baru bara di Berau.

Harapannya museum tersebut bakal dijadikan ladang edukasi warga untuk tahu lebih dalam roda bisnis mutiara hitam tersebut.

“Bila berjalan sesuai rencana, lokasi museum batu bara ada di Kamar Bola,” ujarnya.

Lebih lanjut, Samsiah menjelaskan, bila dalam waktu dekat ini akan mengajak perusahaan tambang batu bara di Berau untuk berdiskusi lebih lanjut terkait rencana pemerintah tersebut.

Nantinya, perusahaan baru bara yang operasi di Berau akan dimintai bantuan untuk mengisi kebutuhan interior di dalam museum itu.

“Akan kami upayakan pertemuan dengan perusahaan. Ini dapat juga menjadi bagian dari penyaluran CSR perusahaan,” ucapnya. (*/adv)

Reporter: Sulaiman