Foto ist: Foto Udara Pulau Maratua

TANJUNG REDEB – Dalam waktu dekat, Negara Qatar akan membuat hotel kapsul bawah laut di Pulau Maratua. Saat ini masih dicarikan lahan yang jelas.

Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Strategis Kepariwisataan Kepulauan Maratua, Tri Murti Rahayu menyampaikan, pihaknya masih menggodok terkait rencana tersebut. Adapun permasalahan lahannya harus jelas sebelum direalisasikan.

“Rencana itu sebenarnya sudah ada sejak sebelum pandemik Covid-19 pada 2019 lalu, terpaksa dihentikan sementara karena itu. Makanya ini mau dilanjutkan lagi,” ungkapnya.

Diakuinya, masyarakat selama ini selalu ingin menjual lahan mereka kepada para investor. Padahal itu justru merugikan untuk jangka panjang ke depan.

“Masyarakat memang bisa mendapat uang secara instan dalam jumlah banyak. Tapi, anak cucunya nanti akan terpinggirkan dan tidak dapat apa-apa,” ucapnya.

Pihaknya berkeinginan agar lahan tersebut tidak dijual kepada investor. Tapi, bisa dikelola melalui perusahaan daerah atau badan daerah yang bisa memberdayakan masyarakat lokal. Lahan tersebut perlu dijaga untuk memberikan dampak positif kepada daerah.

“Kami inginnya kalau mereka tetep ngotot menjual, harus ada suatu perusda yang dibuat dulu khusus untuk mengelola lahan tersebut. Sehingga, yang membeli ada penyertaan modalnya,” jelasnya.

Dengan adanya perusda tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi penonton. Tapi, tenaga kerja lokal bisa ikut berpartisipasi dalam hotel kapsul bawah laut yang akan dibangun nantinya.

“Jangan sampai kejadian di Nusa Dua Bali terulang. Lahan yang dijual sudah menjadi mess, masyarakat lokal sudah kehilangan lahannya dan tidak semua bisa bekerja di situ. Karena masalah kemampuan SDM-nya,” terangnya.

Ditegaskannya, pihaknya mendorong Pemkab Berau untuk membuat badan usaha. Atau bisa berkolaborasi antara Pemprov Kaltim dan Pemkab Berau, untuk mengelola lahan agar tidak dijual kepada investor. Wadah itu yang sedang pihaknya usulkan kepada Gubernur Kaltim, Isran Noor.

“Nanti kita lihat, apakah badan usaha provinsi yang bekerjasama dengan daerah. Intinya lahan tidak terjual kepada investor. Karena itu yang mau kita jaga,” harapnya.

Sebelumnya, Negara Syechelles telah bermitra dengan salah satu perusahaan menanamkan modalnya untuk membuat konsorsium di Pulau Maratua. Yakni, Arasatu Villas and Sanctuary sebanyak Rp 21 Miliar dan Sienna Resorts sebanyak Rp 29 Miliar. (*)