Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Redaksi

TANJUNG REDEB– Siapa yang akan menjadi penerus Sultan HARM Bahrul Hadie yang mangkat beberapa waktu lalu. Berbagai desas desus pun bermunculan, antara Saudara dari Alm Adji Bahrul atau anak pertamanya.

Putra kedua mendiang HARM Aji Bahrul Hadie, Aji Iwan mengatakan, berdasarkan hasil rapat keluarga almarhum dan permaisuri keraton, nama saudara tertuanya Aji Awang Idris diusulkan sebagai kandidat kuat meneruskan tahta mendiang Aji Bahrul.

“Kami secara pribadi, baik kami yang bersaudara, dan ibu permaisuri menyatakan menunjuk kakak pertama kami, Aji Awang Idris sebagi calon sultan penerus Almarhum. Jadi harapannya tidak lagi melalui pemilihan, tapi dilakukan berdasarkan aklamasi” katanya, Rabu (31/7/2024).

Hanya saja, dari proses penentuan penerus tahta sultan Gunung Tabur ini, dari beberapa pihak menurutnya ada yang menggiring persoalan penentuan penerus tahta ini ke proses pemilihan. Bahkan kata dia, sultan yang terpilih nantinya hanya bisa menjabat 5 tahun dan akan dilakukan pemilihan kembali.

Namun, usulan tersebut kurang mendapat persetujuan dari sejumlah pihak. Sehingga, pihak keluarga almarhum berinisiatif dan menyerahkan ini kepada Ketua Dewan Adat, Pangeran Adi Ningrat, Ibu Permaisuri serta 16 kerabat sultan yang masih hidup.

Rencananya, rapat tersebut akan diadakan di Keraton Kesultanan Gunung Tabur, pada Minggu mendatang.

“Jadi diambil alih para tetua atau paman-paman kami lah. Karena, ada anggapan, mungkin anaknya sultan ini masih terlalu muda, dan belum berhak memimpin. Jadi kami kembalikan dulu ke pihak paman-paman kami, dan Ibu Permaisuri,” tuturnya.

Menurut Aji Iwan, pengukuhan penerus mendiang HARM Aji Bahrul harus segera dilakukan, untuk mengisi kekosongan kepemimpinan. Dan yang berhak menggantikan kata dia, adalah keturunan sultan itu sendiri.

“Itu terjadi di setiap daerah. Ketika sultan mangkat, yang menggantiknnya itu anaknya. Bukan orang lain,” tegasnya.

Untuk diketahui, keturunan mendiang sultan HARM Bahrul Hadi ada 7 anak, diantaranya 2 perempuan dan 5 laki-laki. Lalu putra pertama dari mendiang Sultan HARM Adji Bahrul adalah orang yang berpendidikan dan bekerja di instansi pemerintah daerah.

Pada dasarnya, pihaknya tidak mempermasalahkan jika yang diangkat meneruskan posisi ayahandanya tersebut bukan kakanya. Terpenting, semua pihak yang ada di keraton sudah sepakat dan tidak ada gejolak.

“Asalkan para kerabat kesultanan menyepakati, dan kami juga akan menerimanya dengan penuh komitmen,” pungkasnya. (/)