Foto: Penjual BBM eceran di Kecamatan Tanjung Redeb

TANJUNG REDEB,- Baru sebatas wacana, efek kabar pemerintah bakal menaikkan harga BBM sudah mulai terasa. Saat ini, banyak penjual bensin eceran sudah mulai menaikkan harga.

Harga tersebut sampai dinaikan sampai 100 persen. Dan ironisnya, BBM yang dijual adalah BBM subsidi. Khususnya di wilayah perkampungan.

Seperti contoh di kampung Batu Putih, harga BBM eceran di kampung ini rata-rata dijual lebih mahal dibandingkan sebelum kabar pemerintah akan menaikkan harga BBM.

Contoh seperti solar eceran harga solar di Kampung Batu Putih maupun biduk-biduk dijual seharga Rp15.000 sementara pertalite dijual seharga Rp 12.000

Belum diketahui pasti pemicu penjual bensin eceran menaikkan harga namun diduga disebabkan kelangkaan dan sulitnya mendapatkan solar dan pertalite

Kejadian ini tentu saja membuat kaget warga luar Kampung maupun warga Kampung tersebut. Hal itu terungkap dari informasi salah Seorang warga Tanjung Redep yang kebetulan hendak membeli bahan bakar saat melintas di wilayah pesisir. 

Warga bernama Rahmad  mengaku kaget dengan harga solar di Kampung Tembudan Kecamatan Batu Putih. Pasalnya, harganya sampai Rp 15 ribu per liter. 

“Biasanya kan paling mahal itu Rp 10 ribu, Ini sudah sampai Rp 15 ribu. Ini terlalu mahal. 100 persen naiknya. Pertalite harganya juga naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu,” ujarnya. 

Padahal kata dia, pemerintah pusat belum menaikkan harga BBM. Tapi, banyak pedagang eceran sudah lebih dulu menaikkan harga. 

“Mungkin, kalau sudah naik harganya dari pemerintah mungkin wajar saja. Tapi ini harganya masih normal,” terangnya. 

Hal yangvsama juga terjadi di  Biduk-biduk. Bahkan, terkadang sangat sulit didapatkan baik pertalite maupun solar. Apalagi, APMS di sana terlambat buka. 

Belum lama ini, sejumlah rombongan pemerintah daerah, juga sempat kesulitan mencari solar untuk bahan bakar kembali pulang ke Tanjung Redeb. Dikatakan salah seorang warga di sana, Saharuddin bahwa, memang kalau BBM akhir-akhir sangat sulit didapatkan. 

“Sangat sulit pak. Kadang-kadang, kalau biasanya orang jauh datang ke Bidukbiduk, itu mereka bekal BBM sendiri,” ujarnya. 

Padahal kata dia, sebagai wilayah destinasi wisata, tentu menjadi masalah tersendiri jika BBM baik solar maupun pertalite sulit didapatkan. Kasihan wisatawan yang datang, tidak bisa bebas ke sana ke sini, karena BBM yang terbatas. 

“Ini harus diselesaikan. Jangan sampai ini terus berlarut-larut,” terangnya. 

Sementara itu, Camat Bidukbiduk Abdul Malik, mengaku kondisi sulitnya BBM memang sudah sering terjadi. Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah, agar BBM tidak sulit didapatkan di Bidukbiduk. 

“Harapannya segera ada solusi,” pungkasnya. (*)