Foto: Salah satu UMKM istri karyawan Buma dari program Wifepreneur
TANJUNG REDEB, – Ditengah himpitan ekonomi selama pandemi, masyarakat dituntut untuk cerdas membaca peluang usaha memperkuat ekonomi keluarga. Hal ini yang kemudian diterapkan istri-istri karyawan PT Bukit Mandiri Makmur Utama (BUMA). Oleh perusahaan tersebut, menggelar program Wifepreneur, pelatihan kewirausahaan dan pendampingan bisnis kepada istri-istri karyawan.
Terobosan itu kemudian memberikan hasil manis. Kini ada 88 brand UMKM dengan omzet rata-rata jutaan rupiah sebulan. Melalui Program Wifepreneur,ditargetkan agar keluarga karyawan BUMA siap menghadapi situasi yang tidak pasti khususnya pada masa pandemi.
Dikatakan, Helen Adhi Yasadipura, Specialist Sustainability BUMA, program Wifepreneur dimulai sejak awal 2021 dan telah berjalan dua gelombang (batch).
“Batch pertama diikuti 46 peserta dari istri pekerja dan karyawati site Lati dan Bin, Berau. Batch kedua diikuti 57 peserta,”ujarnya.
Helen menjelaskan, Wifepreneur ini berfokus kepada tiga pilar pengembangan. Yaitu penguatan kompetensi, networking, dan akses pembiayaan.
Karena situasi pandemic, pelatihan berjalan daring dan peserta dibagi ke dalam kelompok sesuai bidang usaha seperti fashion, kuliner, jasa, kerajinan tangan, dan start-up.
Dalam pelaksanaanya, seorang liaison officer disediakan di setiap kelompok untuk membantu peserta mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat saat pelatihan.
“BUMA juga memfasilitasi desain logo dan kemasan produk para peserta sehingga produk siap dipasarkan dan berdaya saing,”tegasnya.
Kemudian, untuk memastikan keberhasilan dari program tersebut, BUMA secara berkala memantau progres penjualan, dan konsistensi peserta dalam aktivasi usahanya. Peserta dengan performance usaha yang baik disiapkan untuk mengikuti program akselerasi penguatan bisnis selanjutnya.
“Kini bisnis yang dikembangkan berjalan dinamis serta menghasilkan rupiah yang memadai untuk penguatan ekonomi keluarga. Paling banyak ditekuni para istri karyawan adalah kuliner,”ucapnya.
Hingga saat ini, pelatihan sudah melahirkan 88 brand UMKM yang sebagian besar berdomisili di Kaltim. Menurut data penjualan 23 ibu yang aktif dari batch pertama sejak Agustus-Desember 2021, omzet rata-rata Rp 4,8 juta per bulan.
“Perusahaan berharap, peserta Wifepreneur menjadi agen perubahan bagi perempuan di sekitar mereka. Makin banyak perempuan yang terjun di UMKM akan memperkuat fondasi perekonomian dan tentu membawa dampak bagi diri mereka, keluarga, maupun lingkungan sekitar.” tandasnya. (*)
Editor: Rengkuh