TANJUNG REDEB – Sebanyak 20 sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA di Berau telah masuk dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) oleh Puskesmas Tanjung Redeb.
Sekolah tersebut, tersebar di tiga kelurahan. Diantaranya, Tanjung Redeb, Sei Bedungun dan Gunung Panjang. Kawasan yang masuk dalam pembagian kelurahan, antara Puskesmas Kampung Bugis dan Tanjung Redeb.
Kepala Puskesmas Tanjung Redeb, Kasran, menyebut pihaknya melakukan pembinaan sekaligus akselerasi program skrining kesehatan terhadap setiap murid melalui program UKS tersebut.
“Ini memang program prioritas yang wajib kami gelar setiap tahunnya,” kata dia, ditemui pada Jumat (22/11/2024).
Menjalankan program itu, petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dalam setahun digelar sebanyak tiga kali.
Pada periode itu, pihaknya menyasar para murid baru. Diberikan pemeriksaan kesehatan bagi murid yang merasakan jenjang baru pendidikan.
Yakni murid SD kelas I, SMP kelas VII dan SMA kelas X. Mulai digalakkan pada periode Agustus hingga September.
“Program ini hanya menyasar para siswa baru,” terangnya.
Sementara, untuk pemeriksaan kesehatan berkala. Menyasar para murid SD kelas II sampai VI. Lalu, SMP kelas VIII dan IX. Kemudian, murid SMA kelas XI dan XII.
Pemeriksaan kesehatan secara gratis di sekolah itu, dilakukan pada April atau Mei. Kemudian, dilakukan lagi pada Oktober hingga November.
“Kalau waktu, berlaku tentatif. Menyesuaikan jadwal sekolah dan puskesmas,” terangnya.
Dalam proses pemeriksanaan kesehatan itu, para petuga melakukan pengecekan mulai dari tinggi badan, berat badan, kesehatan indera pendengaran, penglihatan, status anemia, pemeriksaan gigi dan mulut, kebugaran dan skrining mental.
“Setiap murid yang punya masalah dengan kesehatan, akan mendapat pendampingan lebih lanjut,” ucapnya.
Selain pengecekan kesehatan, Puskesmas Tanjung Redeb juga aktif dalam memberikan pembekalan terhadap penanganan dini terhadap kecelakaan. Baik untuk korban luka ringan, maupun penyakit ringan lainnya.
Di ruang UKS pun disiapkan kotak P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan. Kotak tersebut berisi obatan ringan yang dapat digunakan langsung oleh kader kesehatan di sekolah.
Kasran menjelaskan, di sekolah tersebut biasanya terdapat organisasi ekstrakurikuler seperti palang merah remaja (PMR) yang bertugas untuk mengelola UKS.
“Anak-anak itu kami bina agar dapat memberikan pertolonan medis ringan,” terang dia. (*/ADV)