BERAU TERKINI – Warganet di media sosial menyoroyti film animasi Merah Putih: One For All yang bakal tayang jelang HUT RI.
Media sosial diramaikan oleh kemunculan trailer film animasi berjudul Merah Putih: One For All.
Film animasi ini mengusung tema kebangsaan dan akan ditayangkan di bioskop pada 14 Agustus 2025 atau jelang HUT RI. Kemunculan trailer film animasi Merah Putih: One For All sontak menjadi sorotan warganet di media sosial X.
Sebab film animasi Merah Putih: One For All disebut menelan biaya produksi yang besar. Warganet pun menyoroti kualitas animasi yang ditampilkan oleh Merah Putih: One For All.
Sejumlah warganet menyebut biaya produksi yang besar tersebut tak sepadan dengan kualitas animasi Merah Putih: One For All.
Belakangan diketahui, film animasi Merah Putih: One For All diproduksi oleh rumah produksi Perfiki Kreasindo.

Dilansir Beritasatu, rumah produksi Perfiki Kreasindo berada di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail yang beralamat di Jalan HR Rasuna Said nomor 22 Kavling C, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Yayasan ini merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada pengembangan perfilman nasional dan juga menaungi Citra Film School yang telah berdiri sejak 1982.
Meski namanya kini ramai dibicarakan, informasi publik mengenai Perfiki Kreasindo masih terbatas. Situs resminya, perfiki.com, saat diakses menampilkan Error 403 Forbidden.
Sementara itu, akun Instagram @perfiki.tv menunjukkan aktivitas rumah produksi ini, mulai dari kelas akting hingga penyelenggaraan ajang Putri Asuransi Indonesia.
Untuk diketahui, film animasi Merah Putih: One For All diproduseri oleh Toto Soegriwo sebagai produser utama, dengan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif.
Sutradara sekaligus penulis skenario adalah Endiarto dan Bintang Takari, yang juga bertindak sebagai animator visual utama.

Proyek ini digarap sejak Juni 2025 dan hanya memakan waktu sekitar satu bulan hingga siap tayang di bioskop.
Kecepatan produksi ini turut menjadi sorotan, mengingat kualitas animasi yang dianggap kurang matang oleh sebagian penonton.
Kritik yang datang tidak hanya soal teknis animasi, tetapi juga narasi dan representasi budaya.
Padahal, film ini bercerita tentang delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang bersatu untuk menyelamatkan bendera pusaka yang hilang sebelum upacara 17 Agustus.
Warganet juga menyoroti sumber pendanaan produksi film Merah Putih: One For All, sejumlah warganet menyebut pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif atau Kemenkraf turut membantu produksi film animasi tersebut.
Pernyataan sejumlah warganet ini didasarkan pada pertemuan rumah produksi Perfiki Kreasindo dengan Wamenekraf Irene Umar.
Namun Wamenekraf Irene Umar membantah Kemenkraf mendanai film animasi tersebut, meski begitu Irene Umar membenarkan pernah menerima Perfiki Kreasindo dalam sebuah audiensi di kantornya.
“Hi teman-teman #Pejuang Ekraf dimanapun kalian berada, semoga dalam keadaan sehat senantiasa. Lagi ramai dibincangkan tentang Film One for All. Selamat atas penayangannya yah,” tulis Irene Umar dalam akun Instagram @irene.umar
“Sedikit berbagi: saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu yg lalu dimana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya termasuk yg technical terkait cerita karakter looks and feels, trailer dll. Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak supaya setiap audiensi saya bisa mendengar lgsg dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experience. Semua #PejuangEkraf itu bebas berkarya, selama memberi dampak positif. Namun kami tidak memberikan bantuan financial dan tidak memberikan fasilitas promosi,” lanjutnya.