TANJUNG REDEB – Banjir yang terjadi di Berau pada bulan April lalu membuat produksi kakao menurun.

Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, memprediksi bahwa produksi kakao mengalami penurunan sebesar 40 persen di tahun ini akibat musibah banjir yang terjadi pada April 2025.

Kepala Disbun Berau, Lita Handini mengakui bahwa sejumlah perkebunan kakao di Berau, terdampak banjir dan mengalami penurunan produktivitas yang cukup signifikan.

Pasalnya, banjir membuat produksi kakao tersebut membusuk karena terendam air dalam waktu yang cukup lama.

Kondisi banjir terkini di sejumlah kampung di Kecamatan Segah, Selasa (27/5/2025).
Kondisi banjir terkini di sejumlah kampung di Kecamatan Segah, Selasa (27/5/2025).

“Jadi memang diprediksi ada penurunan produksi kakao di tahun 2025 ini sebesar 40 persen akibat banjir. Misalnya seperti produksi Kakao di Kelay yang sangat drastis penurunannya,” kata Lita saat ditemui Berauterkini.co.id, di Kantor Disbun Berau, Selasa (12/8/2025).

Selain itu, dia juga menyebut bahwa terdapat 500 hektare lebih lahan kakao yang rusak. Luasan itu terbagi di semua kampung yang terdampak banjir.

“Memang rusaknya itu setengahnya dari total perkebunan kakao yang ada di Berau yang seluas 1.370 hektare, akibat terdampak banjir, tapi tentunya kami tidak diam saja, kami membantu para petani kakao salah satunya dengan memberikan bibit kakao,” imbuhnya.

Lita Handini menyampaikan, pihaknya telah bertemu langsung dengan para petani kakao di Berau yang terdampak banjir.

Saat itu, ia menyampaikan kepada para petani dan kepala kampung agar menyerahkan proposal bantuan bibit resmi yang ditujukan ke Disbun Berau.

Dia juga menyebut bahwa pemberian bibit akan dilakukan dengan menggunakan skema penganggaran daerah. Di mana, paling memungkinkan, bantuan tersebut disalurkan pada APBD Perubahan 2025.

Lita Handini menegaskan, skema itu berlaku untuk semua kampung yang lahan pertaniannya rusak akibat banjir.

Tak hanya itu, Lita bilang, pihaknya juga terus membantu petani kakao di Berau dengan memberikan pupuk, bantuan pestisida nabati untuk hama penyakit, hingga menyelenggarakan pembinaan untuk para petani di komoditas ini.

“Jadi kami juga memberikan sekolah atau pendidikan untuk mengajari para petani kakao di Berau, di mana kami ajari mereka terkait tata cara budidaya kakao. Lalu tata cara pasca panen, kami juga kasih lantai jemur,” jelasnya.

Kepala Disbun Berau Lita Handini
Kepala Disbun Berau Lita Handini (Nadya Zahira/BT)

Kendati begitu, Lita Handini menegaskan kepada para petani kakao jika ingin mendapatkan subsidi bibit dari Disbun Berau, maka jangan lagi menaman komoditas ini di lahan yang telah terkena banjir atau di lahan yang rawan banjir

“Kami tegaskan kepada para petani, silahkan cari lahan baru yang tidak berpotensi banjir, maka kami akan memberikan bibit untuk kembali mengembangkan,” tandasnya.

Adapun berdasarkan data dari Disbun Berau, produksi kakao di Berau hingga Semester II Tahun 2024 sebanyak 463,700 kg. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 273,314 kg.