TANJUNG REDEB – Kekhawatiran penularan Covid-19 pada bayi dari ibu yang masih menyusui, tidak perlu terjadi. Pasalnya, air susu ibu tidak menjadi media berpindahnya virus.

Pantauan Dinas Kesehatan Berau beberapa kali menemui kasus positif yang menyerang ibu yang masih menyusui. Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menjelaskan dalam kondisi tersebut, dengan terpaksa balita masih harus ikut isolasi dengan sang ibu, baik secara mandiri maupun di rumah sakit. Adanya beberapa kasus tersebut, tentu membuat dilema. Hal ini juga menjadi perhatian ekstra.

“Ada rasa khawatir karena sang anak berpotensi tertular, tetapi tidak bisa dipisahkan dari sang ibu karena masih dalam masa menyusui,” jelasnya, Selasa  14 September 2021.

Dinas Kesehatan Berau berupaya meminimalisir penularan. Caranya dengan memberikan edukasi kepada orangtua tentang bagaimana merawat anak dalam ruang isolasi. Kemudian, anak tersebut juga harus dilakukan pemantauan secara rutin agar perawat mengetahui kondisi terkini dari sang anak.

“Alhamdulillah tidak ada penularan karena orangtuanya sudah paham,” ungkapnya.

Dijelaskan Iswahyudi, hal tersebut menjadi wajar. Sebab, penyebaran Covid-19 bukan dari ASI, tetapi dari saluran pernapasan. Karena itulah, ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan tetap menyusui, harus terus menggunakan masker saat dekat dengan anak.

“Jika memungkinkan, memberikan ASI perah akan lebih dianjurkan,” ungkapnya.

Menurutnya, yang justru bisa ditransmisikan melalui ASI adalah antibodi yang merupakan salah satu komponen kekebalan tubuh. Antibodi terbentuk ketika seseorang terinfeksi.

“Ibu sakit, kan dalam tubuhnya selain ada kuman sebenarnya badannya juga transfer untuk memproduksi antibodi. Biasanya ASI itu justru bisa saja mengandung antibodi terhadap virusnya. ASI pada saat ibunya dalam posisi terpapar Covid-19 masih boleh diberikan,” bebernya. (*)

Editor: RJ Palupi