Reporter : Syaifuddin Zuhrie
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, mengungkapkan rencana pembentukan tim khusus untuk menutup Danau Pulau Kakaban setelah menerima laporan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengenai kondisi danau tersebut.

“Tim sedang dalam tahap pembentukan. Saya menunggu surat resmi dari WALHI dan sudah melakukan rapat dengan mereka,” ujar Akmal Malikbelum lama ini.

Akmal Malik juga menyampaikan bahwa ia telah meminta Bupati Berau, Sri Juniarsih, untuk segera menutup danau demi pemulihan ekosistem.

“Saya meminta dengan sangat kepada bupati agar segera menutup danau untuk memperbaiki kondisi ekosistem yang ada,” kata Malik.

Menurut Akmal, saat ini Danau Pulau Kakaban memiliki dua pintu masuk. Ia mengungkapkan kekhawatirannya karena kerusakan yang terjadi dengan satu pintu masuk sudah cukup signifikan hingga menyebabkan ubur-ubur menghilang dari permukaan danau.

“Jika satu pintu saja sudah rusak parah, bayangkan dampaknya jika kedua pintu tetap terbuka. Kami meminta penutupan satu pintu dan pengawasan ketat pada pintu lainnya,” tambahnya.

Laporan dari WALHI mencakup hilangnya ubur-ubur dari permukaan dan peningkatan sampah di danau.

“Ini merupakan aset berharga kita, hanya ada tiga di dunia,” tegas Akmal Malik.

WhatsApp Image 2024 07 24 at 23.46.54 scaled
PJ Gubernur Kaltim Akmal Malik. (Foto: Hendra Irawan/BT)

Pj Gubernur juga menegaskan pentingnya tindakan bertanggung jawab dalam mengunjungi Danau Pulau Kakaban. “Kami tidak melarang kunjungan, tetapi harus dilakukan dengan pengorganisasian yang baik,” jelasnya.

Mengenai tudingan kelalaian dari Pemerintah Kabupaten Berau, Akmal Malik menolak klaim tersebut, menyebut masalah ini lebih kepada kesadaran bersama dan prosedur yang harus dipatuhi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Berau telah bertindak cepat dengan menutup dan membatasi akses ke Danau Pulau Kakaban setelah mendapatkan informasi tentang hilangnya ubur-ubur.

“Penutupan sudah dilakukan sejak lama,” ujar Ilyas.

Ia juga menambahkan bahwa pintu masuk ke danau telah dipalang untuk mencegah kunjungan turis. Bahkan, ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berkunjung, beliau hanya diizinkan untuk melihat danau tanpa berenang.

“Menteri ingin berenang, tetapi kami melarangnya, dan hanya melakukan kunjungan,” tambah Ilyas.

Terkait jalur masuk, Ilyas menjelaskan bahwa jalur tracking baru yang akan diperkenalkan tidak menambah jalur masuk, melainkan menutup jalur lama dan menggunakan jalur baru dengan panjang sekitar 400 meter dan kontur yang lebih landai.

“Dua toilet juga dibangun di jalur baru, dan kami harap pengunjung akan menjaga kebersihan dan mematuhi aturan,” pungkasnya.

Ilyas menyambut baik rencana pembentukan Tim Khusus oleh Pemprov Kaltim untuk menjaga keberlanjutan Danau Pulau Kakaban.

“Kami setuju dengan upaya untuk membatasi jumlah pengunjung guna menjaga aset berharga ini,” tutupnya.(*)