|
Editor : Fathur

JAKARTA – Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dan Kementerian Pertanian (Kementan) menggagas program ambisius untuk meningkatkan kesejahteraan petani transmigran. Melalui kolaborasi strategis, kedua kementerian menargetkan pendapatan petani transmigran mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Kamis (9/1/2025).

Iftitah menekankan pentingnya kolaborasi ini sebagai upaya untuk menghapus stigma bahwa petani dan transmigran adalah kelompok marjinal.

“Kami tidak ingin petani dan transmigran dipandang lagi sebagai warga negara kelas dua. Mereka adalah sokoguru pembangunan bangsa,” kata Iftitah, dikutip dari Antara pada Jumat (10/1/2025).

Langkah konkret dalam program ini mencakup penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), pelatihan intensif bagi petani, serta pendampingan dalam mengelola lahan secara produktif. Dengan memadukan penyediaan lahan dari Kementrans dan teknologi serta bimbingan dari Kementan, petani diharapkan mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.

Program ini juga berkontribusi pada agenda besar pemerintah, yaitu mewujudkan swasembada pangan pada tahun depan. Mentan Amran menjelaskan bahwa teknologi pertanian modern menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas.

“Ini bukan lagi konsep, tapi sudah terbukti di lapangan. Dengan teknologi dan alat mesin pertanian, petani muda dari Aceh hingga Papua sudah bisa mendapatkan Rp 15-20 juta bersih per bulan. Kami ingin mewujudkan community welfare (kesejahteraan komunitas),” ungkapnya.

Untuk mendukung target tersebut, Kementan merencanakan optimalisasi 500 ribu hektar lahan yang ada, sekaligus mencetak 500 ribu hektare sawah baru di kawasan strategis. Melalui program “Brigade Pangan,” setiap 200 hektare lahan akan dikelola oleh 15 petani terlatih yang dilengkapi peralatan modern.

Menteri Transmigrasi juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung penuh Kementan sebagai penggerak utama dalam upaya swasembada pangan.

Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga untuk mendorong kesejahteraan komunitas transmigran, yakni dengan mengupayakan pendapatan petani transmigran bisa mencapai Rp 20 juta per bulan. Melalui sinergi ini, transmigran diharapkan memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya, teknologi, dan peluang untuk meningkatkan taraf hidup mereka.