TANJUNG REDEB-Pandemi Covid-19 di Berau kian mengkhawatirkan. Peningkatan kasus setiap hari berdampak terhadap penurunan ekonomi masyarakat. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan tekad pemerintah memulihkan perekonomian.
Dengan potensi yang cukup banyak dimiliki Berau ada saat ini, sektor pertanian menjadi salah satu yang dilirik. Dikemukakan sebagai konsen utama pemulihan ekonomi Berau.
“Kami melihat pertanian tidak terlalu terpengaruh akibat pandemi. Oleh karenanya, pertanian saat ini menjadi primadona untuk dikembangkan dan menjadi solusi pemulihan ekonomi kita,” ujar Wakil Bupati Berau, Gamalis, Minggu, 25 Juli 2021.
Salah satu komoditas pertanian menjadi andalan Berau adalah jagung. Berdasarkan data Dinas Pertanian Berau, sebanyak 67 persen produksi jagung di Kaltim berasal dari Berau. Persisnya dari kampung Eka Sapta, Kecamatan Talisayan.
Bahkan pada 2016, dari lahan seluas 2.819 hektare yang dikelola oleh warga, mampu menghasilkan 15.460 ton jagung. “Jagung menjadi salah satu komoditas yang berhasil menekan inflasi daerah. Apalagi petani-petani jagung kita terus mendapat dukungan. Bukan saja dari daerah, tapi dari provinsi. Tujuannya meningkatkan hasil produksi agar kesejahteraan masyarakat tercapai,” jelasnya.
Selain pertanian, Berau membuka peluang investasi seluas-luasnya dan memberikan kemudahan bagi investor menanamkan modal. Lagi-lagi hal itu, menurut Gamalis, untuk peningkatan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
Bahkan, kata dia, periode Januari–September 2020, Berau menjadi favorit bagi investor dalam negeri (PMDN). Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kaltim, mencatat realisasi PMDN ke Berau Rp 3,301 triliun, lebih dari sepertiga investasi PMDN sebesar Rp9,06 triliun.
“Kami harap tahun ini juga bisa kembali menggeliat investasi di Berau,” harapnya.
Ia pun meminta masyarakat selalu yakin jika di kepemimpinan Sri Juniarsih dan Gamalis akan terus berusaha semaksimal mungkin membangun daerah semakin unggul dalam semua bidang.
“Yakin lah kami terus bergerak demi menciptakan Berau lebih unggul. Dan hal ini sulit terwujud jika tidak ada kerja sama dari seluruh pihak,” tutupnya. (*)
Editor: Bobby Lalowang