Foto: Musrenbang Sambaliung yang dilaksanakan Selasa (01/03/2022) kemarin

TANJUNG REDEB – Penyediaan air bersih masih menjadi pekerjaan rumah yang hingga kini belum terselesaikan bagi sebagian kampung di Kecamatan Sambaliung. Itu disampaikan langsung oleh para kepala kampung pada saat Musrenbang tingkat kecamatan tahun angaran 2023.

Menyikapi hal itu, Pejabat Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Husaefah menegaskan, pihaknya telah memiliki penyelesaian jangka pendek maupun panjang.

ia menuturkan, sarana air bersih di beberapa kampung seperti di Kampung Pesayan, Pilanjau hingga Mantaritip sebelumnya bisa digunakan menjadi air baku. Karena adanya perubahan maka sumber air di Kampung Pilanjau dan Mantaritip kini tiak bisa difungsikan sebagai air baku.

“Jadi memang tersisa sumber air di Kampung Pesayan yang masih bisa. Namun, memang belum ada pengelolaan yang maksimal. Bisa dikatakan layak tetapi kurang memadai, artinya disitu ada sarana air bersih. Memang dari infrastukturnya belum lengkap. Masih apa adanya,” jelasnya, Selasa (1/3/2022).

Ia menegaskan,pihaknya telah memiliki rencana jangka panjang untuk menyelesaikan permasalahan air bersih tersebut. Nantinya air akan dialirkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang ada di  Kampung Suaran.

Sehingga selain digunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih di Kampung Suaran itu sendiri , ini juga akan memenuhi kebutuhan air bersih di Kampung Pesayang, Mantaritip, dan Pilanjau.

“Itu semua diback up dari Suaran. Jadi pengelolaannya Cuma satu tapi mampu melayani kebutuhan beberapa kampung sekaligus,” tuturnya.

Diakuinya, hal tersebut merupakan rencana strategis dan saat ini masih dalam tahap konsep awal. Ia menjelaskan, sumber air baku yang ada di Kampung Suaran sudah mencukupi untuk menghasilkan air sebanyak 10 liter per detik.

Infrastruktur juga sudah tersedia, tetapi hanya untuk Suaran sendiri. Namun kedepannya, itu akan diperluas. Untuk memwujudkan rencana tersebut, dibutuhkan sedikitnya anggaran sebesar Rp 60 miliar.

“Anggaran sebesar itu diperkirakan hanya cukup untuk pembangunan pipa induk dan peningkatan kapasitas SPAM. Bisa saja anggaran yang dibutuhkan lebih dari itu, karena belum termasuk Sambungan Rumah (SR),” ucapnya.

Ia melanjutkan, juga ada solusi jangka pendek, yakni dengan membuat pengolahan dari infrastruktur yang ada di Kampung Pesayan saat ini, serta dilakukan pembenahan jaringan. Itu sudah mencukupi, tetapi jika berbicara efisiensi, maka hal tersebut dirasa tidak efisien.

“Ngapain kita bangun berkali-kali, lebih baik sabar menunggu tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Memang wajar jika masyarakat bertanya kapan rencana itu dapat terealisasi. Karena itu menyangkut kebutuhan dasar masyarakat,” pungkasnya.

Editor: Rengkuh