Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau, penyebaran kasus Malaria di wilayah “Bumi Batiwakkal, hingga Agustus tahun 2024 lalu sudah mengalami penurunan

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Berau, Garna Sudarsono, menjelaskan, penyebaran kasus Malaria dari tahun 2023 hingga Agustus 2024 mengalami penurunan.

Dibuktikan dengan data yang dimiliki pihaknya. Pada tahun 2023 lalu terdapat 625 kasus. Sedangkan tahun 2024 hingga Agustus mencapai 156 kasus.

“Dalam kurun setahun terakhir, kami dari Dinkes sudah berupaya memutus mata rantai penyebaran penyakit Malaria yang dominan dari penularan, bahan sudah sejak lama dilakukan,” ungkap Garna, di kantornya kepada berauterkini.co.id.

MALARIA.jpg
ILIUSTRASI : Nyamuk Malaria. (foto: int)

Namun, memang hingga saat ini masih ada kendala. Kendala yang dimaksud, yaitu belum terlaksananya surveilans yang baik, terutama surveilans migrasi yang menjangkau seluruh wilayah eliminasi.

Belum optimalnya koordinasi lintas batas kabupaten/kota dan provinsi serta ketersediaan logistik malaria yang belum optimal.

Dijelaskannya, penyakit Malaria banyak terjadi, karena aktivitas masyarakat bermukim atau membuka lahan di wilayah hutan. Keberadaan itu berpotensi besar munculnya penyakit Malaria.

“Banyak masyarakat yang habis ke hutan atau bermalam di hutan yang biasa terkena penyakit Malaria,” jelasnya.

Upaya-upaya eleminasi terus dilakukan pihaknya, agar pada tahun 2027 mata rantai Malaria, terutama penularan setempat dapat terputus.

“Jika memang eleminasi dilakukan pada tahun 2027, maka tahun 2024, 2025 dan 2026, tidak boleh lagi ada penularan setempat. Ini tantangan bagi kami. Kemudian tiga tahun ke depan tidak boleh lagi ada pasien indigeneous,” bebernya.

Adapun upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan meminimmalisir penularan yang ada di masyarakat, pihaknya menggandeng antar-instansi pemerintahan dan juga antar-provinsi, agar pada tahun 2027 mendatang tidak ada lagi penularan penyakit Malaria di Kabupaten Berau.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti transmigrasi, pariwisata dan kehutanan, juga koordinasi antar-kabupaten lainnya yang berdekatan dengan Kabupaten Berau,” ungkapnya. (*)