Foto: Dermaga Tanjung Batu, Kecamatan Derawan

TANJUNG REDEB – Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau masih terus konsisten dalam meningkatkan objek wisata. Namun, hal itu juga harus dibarengi dengan peningkatan trasportasi, yang menjadi faktor penujang yang tidak kalah penting.

Seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Berau Andi Marewangeng yang mengatakan trasportasi adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan.

Pasalnya, di Bumi Batiwakkal sendiri trasportasi air dianggap masih sangat kurang untuk memenuhi kebuthan wisatawan.

“Speedboat yang melayani penyeberangan dari Tanjung Batu ke Pulau Derawan hanya berjumlah 60 unit, dan itu masih terbilang kurang jika dilihat jumalah wisatan yang berkunjung,” jelasnya.

Jumlah tersebut, kata dia,kebanyakan speedboat berukuran kecil, dengan kapasitas empat penumpang. Meski ada speedboat berukuran besar yang dapat mengangkut 12 hingga 20 penumpang, jumlahnya tidak banyak.

“Lebih banyak yang melayani pelayaran dari Tanjung Redeb ke Pulau Maratua,” jelasnya.

Ketika memasuki musim liburan panjang atau hari besar, Andi menuturkan kekurangan unit speedboat sangat terasa. Sebab wisatawan mencapai ribuan. Sehingga, secara analisa jumlah itu tidak seimbang dengan ketersediaan speedboat yang saat ini beroprasi di dermaga Tanjung Batu.

“Untungnya jangkauan dari Tanjung Batu-Pulau Derawan tidak jauh hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit, sehingga bisa terkendali,” katanya.

Selain jumlah speedboat yang kurang, menurutnya juga penginapan yang ada di Pulau Derawan juga dinilai kurang. Pasalnya, tak sedikit wisatawan yang harus menginap di homestay atau rumah warga pada saat berwisata.

“Bahkan ada yang pasang tenda sendiri. Itu biasanya terjadi ketika musim liburan, dan jumlah wisatawan yang datang sangat membludak,” bebernya.

Keberadaan tempat parkir di Dermaga Tanjung Batu juga disebutnya perlu perluasan. Karena jika musim puncak kunjungan wisatawan, maka lapangan sepak bola dan halaman masjid di Tanjung Batu, juga dimanfaatkan sebagai lahan parkir kendaraan wisatawan.

“Pada intinya masih banyak hal yang harus kita benah, mulai dari trasportasi hingga kantong parkir yang masih kurang,” tegasnya.

Namun untuk memenuhi kekurangan itu, pihaknya hanya bisa mendorong pengusaha speedboat untuk menambah armadanya. Sebab transportasi air yang melayani penyeberangan ke objek wisata, sepenuhnya dijalankan masyarakat. Begitu juga soal penginapan, pemerintah tidak menyediakan layanan fasilitas tersebut.

Belum lagi, ketika ada armada speedboat yang sudah termakan usia. Pihaknya hanya bisa meminta pemiliknya untuk melakukan peremajaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami akan berkoordinasi dengan asosiasi pengusaha speedboat di Tanjung Batu dan Derawan, untuk mengganti atau menambah armadanya,” katanya.

Di sisi lain, pihaknya mulai memikirkan untuk mengadakan armada speedboat yang dikelola langsung oleh pemerintah. Tujuannya menambah ketersediaan speedboat dan meningkatkan fasilitas penunjang pariwisata.

“Sejauh ini memang belum ada, Dishub siap jika usulan pengadaan speedboat ke pemerintah. Tapi ke depan hal itu tak menutup kemungkinan akan kita programkan,” tandasnya. (*)