TANJUNG REDEB,- Pengembangan destinasi wisata Kepulauan Derawan mendapat kritik dari salah satu petinggi Bank Indonesia (BI).
Ia menyebut, Pemkab Berau masih kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan destinasi wisata. Sehingga berdampak pada tidak optimalnya kunjungan wisatawan ke Bumi Batiwakkal.
Dilansir dari kompas.com, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim Budi Widihartanto, mengatakan gugusan pulau di Kepulauan Derawan tidak kalah indah dengan Bali, Lombok, dan bahkan Labuan Bajo.
Namun popularitas Kepulauan Derawan masih kalah jauh dibanding ketiga destinasi wisata itu.
Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai tantangan dari atraksi, amenitas, aksesibilitas, plus pelaku wisata, dan promosi (3A+2P) dalam pengembangan pariwisata.
Merespons itu, Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, menyebut beberapa tahun belakangan sebelum hingga pasca Covid-19, upaya peningkatan fasilitas destinasi wisata terus dilakukan.
Hal itu dibuktikan dengan diraihnya status Pulau Derawan 50 besar anugerah destinasi wisata Indonesia (ADWI) 2024. Terbaik ketiga dalam pengelolaan destinasi wisata di bidang digital.
“Saya kurang sepakat dengan itu, karena kita masuk ADWI loh. Terbaik ketiga se Indonesia,” ucap Samsiah-sapaan dia, Selasa (16/12/2024).
Dari sisi atraksi wisata, gugusan pulau telah memberikan pengalaman yang menarik wisatawan. Baik di sektor kuliner hingga seni dan budaya lokal.
Setiap tamu yang datang, dipastikan akan diberikan pengalaman untuk melihat langsung warga lokal menyajikan atraksi wisata.
“Warga sudah memberikan yang terbaik untuk wisatawan,” sebutnya.
Begitu juga dari sisi amenitas. Pengelola penginapan dipastikan telah memberikan pengalaman terbaik kepada wisatawan saat menginap.
Penginapan dengan standar pelayanan umum di setiap destinasi wisata unggulan, akan diterima oleh setiap pengunjung.
“Penginapan juga sudah baik, meski butuh pengembangan lebih baik lagi,” ujarnya.
Lalu, dari sisi aksesibilitas. Ia memastikan selama tiga tahun belakangan ini akses menuju destinasi wisata unggulan di Berau dapat dijangkau dengan mudah.
Untuk bisa sampai ke gugusan pulau, pengunjung cukup mendatangi dermaga yang berada di pusat kota yakni Dermaga Sanggam dan dermaga penyeberangan di Tanjung Batu.
“Sudah sangat mudah di akses kok,” tegas dia.
Di setiap destinasi wisata unggulan, wisatawan akan disambut dengan ramah oleh warlok alias warga lokal.
Memastikan informasi secara utuh akan diterima para pelancong kara menghabiskan masa liburannya. Sebab, di semua titik destinasi telah diisi oleh pelaku wisata seperti pokdarwis.
“Ini jadi bagian khusus yang disiapkan. Agar wisatawan nyaman,” ujar dia.
Dari sisi promosi, ia mengatakan sejauh ini kolaborasi pihak pemerintah hingga swasta telah berjalan dengan baik. Demikian juga dengan peran media massa di Berau.
Sejauh ini, pihaknya telah rutin mengikuti event. Baik di skala lokal Kaltim maupun di kancah nasional.
Hal tersebut dianggap telah maksimal. Dibuktikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisata di Berau pada tahun ini.
“Itu sudah terbukti. By data loh itu,” kata dia.
Kendati menerima kritik dari petinggi BI Kaltim, Samsiah menegaskan akan terus memastikan program pengembangan destinasi wisata akan sesuai dengan perencanaan strategis pemerintah daerah.
Kritik yang dilayangkan BI tersebut dianggap sebagai pemecut semangat para pelaku wisata di Berau agar bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang.
“Ini baik. Semoga tantangan ke depan dapat terjawab dengan baik pula,” harap dia.
Ia menegaskan, akan menerima setiap program yang akan diberikan oleh BI dalam pengembangan destinasi wisata. Termasuk mendorong pembuatan cetak biru atau blueprint pengembangan objek wisata yang berkelanjutan.
“Bila ada program dari BI, itu akan kami sambut. Kami siap jawab tantangannya,” sebutnya. (*)