Foto: Wabup Gamalis membuka kegiatan penpembelajaran audit maternal bagi Nakes, Lintas Sektor, Lintas Program
TANJUNG REDEB- Menurut laporan dari World Food Programme pada 2009, masih banyak anak-anak Indonesia yang mengalami gizi buruk hingga berujung stunting. Setidaknya sekitar 22,9 juta orang di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka dan 30,8 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting.
Mendorong pengentasan stunting di Bumi Batiwakkal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau menyelenggarakan pembelajaran audit maternal bagi Nakes, Lintas Sektor, Lintas Program, kegiatan pencegahan stunting di Kabupaten Berau. Bertempat di Balai Mufakat Jalan Cendana, Tanjung Redeb, Selasa (19/9/2023).
Wakil Bupati Berau, Gamalis yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengatakan, terselenggaranya kegiatan ini sebagai bentuk konsistensi dalam rangka menurunkan angka kasus stunting yang ada di Kabupaten Berau.
“Tentu, selain itu kegiatan ini juga merupakan bagian dari sebuah tindak lanjut dari pelaksanaan workshop intervensi spesifik pencegahan stunting yang kita laksanakan belum lama ini,” jelas Gamalis.
Apalagi kata Gamalis, saat ini Kabupaten Berau berada di peringkat 5 tertinggi stunting dari seluruh kabupaten atau kota yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim). Meskipun angka stunting di Berau telah berangsur turun dari tahun ke tahun.
“Berau sudah mencapai 25,7 persen. Kami menargetkan angka ini akan turun menjadi 17,80 persen pada tahun 2024 mendatang,” ujarnya.
Masih tingginya angka stunting ini yang menjadi alasan pemkab terus berusaha maksimal, agar angka stunting bisa kembali turun. Hal ini dimulai dari penetapan 10 kampung dan kelurahan fokus stunting.
Termasuk diantaranya juga, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kader posyandu hingga pemetaan melalui data-data terpadu.
“Resiko stunting pada kecamatan, dari sekian data-data atau peta kabupaten untuk keluarga beresiko jika kita rata-rata hampir semua kecamatan memiliki resiko tinggi untuk stunting,” bebernya
Gamalis menyebut, ada 4 kecamatan yang jumlah stunting cukup tinggi dari kecamatan lain. Diantaranya, Kecamatan Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Sambaliung serta Gunung Tabur.
“Kabupaten berau sangat kaya akan hasil laut sebagai salah satu sumber gizi bagi masyarakat. Program Gemarikan harus digalakan sebagai upaya perbaikan gizi,”tegasnya.
Namun meski peningktan SDM dan pemberian gizi seimbang terus dilakukan, penanganan stunting tidak serta merta menjadi beban daerah. Akan tetapi perlu dukungan semua pihak untuk bersama-sama melakukan aksi terbaik dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Berau.
Sebab, pencegahan dan penurunan stunting sangat penting dilakukan demi menghindari dampak tumbuh kembang anak. Hal itu dikarenakan anak yang sudah mengalami stunting, selain menjadikan lebih rentan terhadap penyakit dan permasalahan gizi. Namun juga berdampak pada aspek perekonomian.
“Hari ini sebagai misi pemerintah kabupaten berau yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sejahtera,serta berbudi luhur yang mana aspek sejahtera ini sangat selaras dengan pemenuhan rangkaian kesehatan,” tuturnya.
“Inshaallah dengan kualitas, profesionalitas serta jaajaran internal yang terus solid kita mampu mewujudkan kabupaten berau yang bebas stunting,”tandasnya. (adv)
Reporter: Dini Diva Aprilia