Tampak Bupati Berau Sri Juniarsih dan jajarannya melakukan inspeksi mendadak ke salah satu agen gas 3 kilogram.

TANJUNG REDEB – Berdasar laporan dan keluhan masyarakat di sejumlah daerah atas kelangkaan gas elpiji (LPG) 3 kilogram di wilayah “Bumi Batiwakkal”, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau sudah bergerak, yakni melakukan inspeksi mendadak untuk mengatasi isu sulitnya/mahalnya gas “melon” tersebut.

Tekait dengan kasus itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha Perdagangan Diskoperindag Berau Hotlan Silalahi, menjelaskan, sebenarnya pasokan gas masih mencukupi. Tapi kita masih mencoba untuk mengevaluasi sistem pendistribusiannya.

6 LAKUKAN SIDAK LPG 2

“Ketersediaan stabil saja, cuma paling ada masalah pada pendistribusiannya. Karena itu, kami saat ini memastikan pendistribusiannya,” ucapnya kepada berauterkini.co.id, Jumat (5/1/2024).

Dijelaskannya, pengawalan distribusi ke pangkalan dan agen dilakukan oleh Pertamina dan bagian pendistribusian harus sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 70 tahun 2021.

“Harus dipastikan, apakah sudah sesuai atau belum. Misalkan, pembeli yang datang apakah sudah membawa KTP,” jelasnya.

Saat ini pihaknya akan memastikan terlebih dahulu, apakah persyaratan tersebut telah diterapkan atau belum. Selain sistem distribusi, indikasi lainnya karena terjadi masa transisi dari gas elpiji 3 kg ke 5 kg beberapa waktu lalu.

“Sempat terjadi transisi, tapi secara kuota untuk gas 3 kg stabil saja,” terangnya.

6 LAKUKAN SIDAK LPG 1

Permasalahan ini juga sangat berdampak pada pedagang makanan. Seperti yang dialami salah satu pedagang di Jalan AKB Sanipah 1 RT 20 Kelurahan Bugis Kecamatan Tanjung redeb.

Wanda, selaku pemilik warung menyampaikan, dia sempat kesulitan membeli gas elpiji 3 kg. Jikapun ada, harganya lumayan mahal.

“Sekarang sudah, jadi kalau dapat saya langsung beli banyak. Tapi kemarin masih sempat dapat harga 35 ribu rupiah. Kadang juga dapat yang 45 ribu rupiah. Mau tidak mau dibeli,” bebernya. (*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h