Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau mencatat angka inflasi tertinggi di Kalimantan Timur, mencapai 3,62 persen per April 2024, lebih tinggi dari inflasi provinsi yang sebesar 3,21 persen.

Tingginya inflasi ini dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi masyarakat di pasar tradisional dan ritel modern, serta ketidakcukupan stok bahan pokok.

Menanggapi situasi ini, Pjs Bupati Berau, Sufian Agus, menegaskan perlunya langkah akselerasi untuk menekan angka inflasi.

“Ini tidak biasa, perlu langkah bersama dengan dinas terkait,” ujar Agus kepada awak media setelah mengunjungi Pasar Sanggam Adji Dilayas pada Rabu (16/10/2024).

Salah satu langkah yang diambil adalah memastikan ketersediaan stok pangan di pasar lokal. Agus melakukan inspeksi ke beberapa gudang sembako, termasuk gudang Bulog di Kilometer 5, untuk memantau stok dan harga pangan.

“Kami pastikan stok dan harga aman,” tambahnya.

Dari diskusinya dengan para pedagang, Agus mengungkapkan bahwa distribusi sembako dari luar Kalimantan Timur masih berjalan lancar.

Stok beras yang beredar di pasar tradisional Berau, yang berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi, juga dianggap aman.

“Sejauh ini pengiriman masih dalam kondisi aman,” ungkapnya.

Selain inspeksi pasar, Pemkab Berau juga mengadakan pasar murah sebagai bentuk intervensi untuk menekan inflasi.

Kegiatan ini dikomandoi oleh Dinas Pangan Berau dan Diskoperindag, dimulai sejak Senin (14/10/2024) dan direncanakan berlangsung hingga sepekan ke depan.

“Pasar murah adalah bagian dari upaya menekan inflasi di Berau,” tegas Agus.

Dengan dua metode ini, Pemkab Berau berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. (adv)