Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau kembali menggalakkan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang sempat ‘tertidur’ saat pandemi Covid-19 melanda 4 tahun lalu.

Dalam rapat koordinasi mitra Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, di Ruang Rapat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Badan Perencanaan Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Berau, Kamis (3/10/2024) sore, Dinkes Berau melaksanakan dialog yang membahas kembali program Germas tersebut.

Hadir untuk membuka acara, Sekretaris Daerah (Sekda) Berau Muhammad Said, melalui Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno, mengatakan gaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sudah menjadi rutinitas wajib dalam bermasyarakat.

Sehingga, dianggap penting untuk dapat melalukan penetrasi program yang dapat digerakkan oleh banyak pihak. Mulai dari unsur pemerintah sampai tingkat kampung, hingga peran tokoh masyarakat dalam mengenalkan gaya PBHS tersebut.

4B PEMKAB 2

“Perlunya tindakan promotif dan preventif untuk membuat masyarakat mau hidup sehat,” ucapnya.

Menurutnya, Germas merupakan investasi gerakan dalam jangka panjang. Dimana, langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan Indonesia Emas 2045 mendatang.

Sebab, bila diukur saat ini, tantangan zaman sangat besar dalam isu kesehatan, seperti ancaman stunting bagi generasi baru lahir saat ini menuju 2045.

Sehingga langkah Germas dianggap penting untuk menambah daya gedor ke masyarakat dalam menanggulangi persoalan kesehatan.

“Generasi ke depan harus bebas dari stunting,” tegasnya.

4B PEMKAB 1

Saat ini, dalam realisasi program Germas, Pemkab Berau telah memiliki Peraturan Bupati Nomor 66/2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang merupakan turunan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2017.

Dasar hukum itu dapat memperlancar gerak para stakeholder dalam melakukan intervensi program Germas ke masyarakat. Harapannya, pada tahun ini langkah teknis program tersebut dapat segera terbentuk.

Dikatakan, sejatinya Germas telah berjalan sejak Berau terbentuk. Dalam artian ini bukan kebiasaan baru di tengah masyarakat. Namun pada kali ini hanya lebih tersistematis dalam menjawab tantangan dunia kesehatan.

“Semua pihak lintas OPD punya tanggungjawab dalam melaksanakan program itu,” ucapnya.

4B PEMKAB 4

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Berau, Lamlay Sarie, membenarkan bahwa program Germas sempat mandek gegara Covid-19. Dimana kala itu, langgam pemerintah dalam melakukan program tersebut harus berubah dengan penanganan kesehatan ala Covid-19.

“Namun tahun ini, kita bersama harus lebih serius dalam menjalankan amanat negara ini,” kata perempuan yang akrab disapa Lamlay itu.

Saat ini, terdapat tiga gaya hidup sederhana yang dapat dilakukan masyarakat secara mandiri dalam menerapkan PHBS, seperti pengecekan kesehatan berkala, melakukan olahraga rutin dan mengkonsumsi makanan bergizi.

Ke depan, dalam realisasinya pihak Dinkes Berau akan menggunakan pola preventif dengan melibatkan aparat kampung untuk bisa menerapkan gaya hidup sehat di tengah masyarakat.

“Ini sudah harus menjadi gaya hidup yang dibiasakan sejak saat ini, untuk Indonesia Emas 2045,” kata Kadinkes) Berau, Lamlay Sarie. (*/ADV)