Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Inovasi dalam memberikan pelayanan kepada publik menjadi hal serius yang dibenahi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Sebab, pelayanan yang inovatif menjadi tolok ukur pemerintah dalam memastikan program sampai ke tengah masyarakat. Karena itu, Pemkab Berau menggeber inovasi daerah dengan target mencapai skor 60 pada 2025.

Niat baik itu yang melatari agenda pemerintah dalam menggelar sosialisasi program Cerianya Berau. Diselingi dengan gelaran bimbingan teknis (bimtek) terkait Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Pusat Jejaring Inovasi Daerah atau yang disingkat Puja Indah.

Wakil Bupati Berau, Gamalis, mengutarakan dewasa ini dibutuhkan transformasi pelayanan yang serba cepat dan langsung dirasakan masyarakat. Sebab hal itu menjadi penilaian dari Ombudsman dalam memastikan kinerja pemerintah daerah.

“Muara dari inovasi ini ialah kesejahteraan masyarakat,” kata Gamalis.

Inovasi, menurutnya, tidak bergantung terhadap satu objek dinas saja, namun menjadi kerja setiap dinas untuk memastikan pelayanan terbaik diterima oleh publik “Bumi Batiwakkal”.

Karenanya, dalam bimtek kali ini Pemkab Berau menghadirkan tim teknis dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menerapkan program ‘Cerianya Berau’ secara serius.

“Kita sadari pelayanan kita masih perlu digenjot, maka itu ada bimtek ini,” terangnya.

Selain disediakannya sarana aplikasi berbasis online oleh daerah, Gamalis ingin memastikan setiap sumber daya manusia (SDM) di unsur pemerintahan dapat memahami teknis pengaplikasian alias penggunaan aplikasi yang telah dibuat.

Catatan Indeks Inovasi Daerah (IDD) Berau, katanya, belum memuaskan. Sebab, skor IDD Berau berada di angka 39.75 dari standar skor minimal dari 30 sampai 60.

Menurut peringkat, Berau merupakan daerah peringkat ke 7 dari 10 daerah di Kaltim. Sementara untuk level kabupaten, Berau menduduki posisi keempat.

Pada tahun selanjutnya, dirgetkan skor IDD Berau mencapai 60 poin, menjadi tolok ukur standar minimal dalam pelayanan di daerah.

“Harus digenjot terus budaya inovasinya, kita tidak bisa hanya diam di belakang meja,” tegasnya.

Menyadari itu, ke depan berkomitmen untuk memastikan penambahan dan penguatan infrastruktur penunjang dalam inovasi daerah, termasuk pula memastikan jaringan internet dapat tersalurkan secara maksimal di sektor pelayanan publik.

“Kita sedang godok perda soal BRINDA, ini akan linier dengan program pemerintah ke depan,” katanya. (*)