TANJUNG REDEB – Setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau rampung mempercantik kawasan wisata perkotaan, di tepian Jalan Ahmad Yani. Kini pemerintah tengah merancang rencana revitalisasi tepian Jalan Derawan atau yang biasa dikenal dengan sebutan Tepian Teratai dengan menganggarkan dana sebesar 35 miliar rupiah.

Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, tengah menyusun dokumen menuju proses tender proyek. Rencananya, proyek terebut akan mulai dilelang pada awal Maret 2024 mendatang.

Pemerintah menggelontorkan anggaran senilai Rp35 miliar untuk proyek revitalisasi Tepian Teratai tersebut. Anggaran tersebut digunakan juga untuk biaya konsultan pengawas dan perencanaan.

28H PEMKAB BERAU 2

“Maret dimulai lelang kontruksinya,” kata Kepala DPUPR Berau, Fendra Firnawan, saat ditemui awak berauterkini.co.id, belum lama ini.

Bila proses lelang dapat berjalan sesuai rencana, Fendra menyebut, untuk pengerjaan proyek tersebut dapat mulai dilakukan pada April 2024 mendatang.

“Kalau proses lelang sesuai dengan target, April seharusnya sudah bisa berjalan proyek ini,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam unggahan reels di akun instagram @berauterkini, pada pekan lalu, dijelaskan bahwa para pedagang kakilima alias PKL, meminta kepada pemerintah untuk tetap memperhatikan tumbuhan hidup yang berada di sepanjangan Tepian Teratai.

28H PEMKAB BERAU 3

Diharapkan, pohon-pohon yang ada di kawasan tersebut dapat tetap lestari saat proyek itu dikerjakan. Sebab, rerata pengunjung betah nongkrong di kawasan tersebut, lantaran pepohonan tersebut memberi kesejukan bagi pengunjungnya.

Atas aspirasi itu, Fendra bakal melakukan diskusi langsung bersama dengan para PKL, termasuk dalam agenda sosialisasi dengan membawa data perencanaan yang akan dibuat terlebih dahulu sebelumnya.

Dia pun menyadari, dalam setiap agenda pembangunan pemerintah akan berhadapan dengan pilihan-pilihan sulit, namun strategis dan bersifat jangka panjang.

“Konsekuensi itu pasti ada. Salah satunya, harus ada yang dikalahkan. Tapi intinya, tetap ada sosialisasi dulu di masyarakat,” ujarnya.

Dalam proses perencanaan, DPUPR Berau menggandeng konsultan dari pengelola wisata kelas wahid yang berasal dari Yogyakarta.

Meski mendatangkan konsultan dari Yogya, pihaknya menegaskan, tidak ingin karakter wisata di Yogya diadopsi ke Berau. Sebab, Berau harus memiliki karakter wisata kawasan sungai yang dapat jadi ciri khas sendiri.

“Nah, bukan standar Yogja yang mau kita terapkan. Tapi standar khas Berau yang bisa jadi ciri sendiri. ‘Kan di tepian khas dengan Sungai Segah-nya. Itu yang ditonjolkan,” tegasnya memaparkan. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h