Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Pembangunan Rumah Tenun di Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, telah berlangsung selama dua tahun dan diharapkan dapat menjadi pusat produksi bagi perajin tenun di Kabupaten Berau.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Eva Yunita, menyatakan bahwa proyek ini bertujuan untuk mendukung industri kreatif menengah (IKM) di sektor tenun.

“Bangunan di atas lahan 2 hektare ini hampir selesai, hanya menyisakan pemenuhan kebutuhan alat-alat,” ucap Eva.

Ia menargetkan agar Rumah Tenun dapat diresmikan pada tahun 2025 dan segera dimanfaatkan oleh para perajin.

Eva menegaskan pentingnya penggunaan rumah tenun setelah diresmikan, agar tidak terabaikan akibat kurangnya anggaran.

“Jangan sampai setelah diresmikan, justru mangkrak karena tidak mendapat porsi anggaran,” tegasnya.

Selama ini, pembangunan Rumah Tenun didanai melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang mencapai puluhan miliar.

Selain itu, tahun ini juga diusulkan untuk penyempurnaan halaman dan penambahan ruang, termasuk ruang produksi dan galeri.

Eva juga menambahkan bahwa kegiatan non-fisik, seperti peningkatan kapasitas penenun, akan melibatkan tidak hanya perajin dari Sukan Tengah, tetapi juga dari kecamatan lain yang memiliki potensi tenun.

Dia mengapresiasi respons positif dari Pemerintahan Kampung Sukan Tengah dalam pengembangan sentra tenun.

“Mereka berkomitmen menjadikan tenun sebagai salah satu oleh-oleh unggulan di Kabupaten Berau,” jelasnya.

Ke depan, Eva berencana untuk menjadikan Rumah Tenun sebagai salah satu alternatif dalam paket wisata. Wisatawan yang berkunjung ke pesisir diharapkan dapat mampir ke Rumah Tenun Sukan Tengah untuk membeli oleh-oleh.

“Kami berharap konsep ini dapat terwujud,” ujarnya.

Pengelolaan Rumah Tenun akan dipegang oleh badan usaha milik kampung (BUMK) atau unit pelaksana teknis (UPT), di mana para perajin tenun dapat memanfaatkan fasilitas ini.

“Sementara itu, pada tahun pertama, retribusi akan dibebaskan,” kata Eva.

Menunggu penyelesaian fisik, rumah tenun akan dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung. Eva berharap, setelah diresmikan, semua alat yang dibutuhkan sudah tersedia.

“Kami akan mengajukan anggaran peralatan di APBD perubahan 2024 atau APBD murni 2025,” tutupnya. (adv)