TANJUNG REDEB-Rencana pembangunan rumah sakit baru di Berau sudah melewati dua bupati. Jika pada periode saat ini tidak terlaksana, maka ada tiga bupati gagal merealisasikan harapan besar warga Berau.
Prosesnya memang saat ini ada di lahan. Padahal, dua lokasi sangat potensial untuk dibangun. Di Teluk Bayur dan lahan Inhutani, kawasan Bujangga. Pemkab Berau dalam waktu dekat memutuskan lokasi yang akan digunakan.
“Untuk Inhutani hari ini kebetulan direktur Inhutani menuju Berau untuk pertemuan terkait lahan Inhutani di Bujangga. Kami akan mencoba menggali kembali lahan itu, tapi apapun itu, paling tidak lahan Inhutani dapat dijadikan aset pemda. Terpakai atau tidak terpakai, tetap kami lobi untuk menjadi aset daerah,” ujar Wakil Bupati Berau, Gamalis, Selasa, 22 Juni 2021.
Menurut Gamalis, andai lokasi rumah sakit diwujudkan di lahan Inhutani, daerah tinggal membangun. Mengapa demikian, karena DED telah siap. Desain rencana pembangunan rumah sakit yang baru telah ditetapkan sejak lama di lokasi Inhutani tersebut, Sebelum akhirnya bergeser ke Teluk Bayur.
“Tidak perlu melakukan pembebasan lahan, desain sudah siap, perencanaan DED sudah ada. Tinggal fisik bangunan. Apalagi lahannya juga cukup luas, mencapai 10 hektare,” bebernya.
Menurut orang nomor dua Bumi Batiwakkal tersebut, jika ingin membangun rumah sakit dengan kondisi keuangan daerah pas-pasan, lokasi Inhutani menjadi sangat strategis. Karena di sini Pemkab dapat meminimalisir dampak sosial.
Tetapi kalau tetap ingin membangun di Teluk Bayur, Pemkab Berau masih perlu melakukan pembebasan lahan. Demikian juga perencanaan ulang dan banyak tahapan lain.
“Tapi kalau di Inhutani, lahan tidak lagi beli, tinggal membangun. Dampak sosial pasti ada, tapi kami sudah siapkan solusinya,” tutupnya. (*)
Editor: Bobby Lalowang