TANJUNG REDEB – Saat ini, pembangunan drainase kebanyakan dilakukan di daerah perkotaan, sedangkan di kawasan kampung jarang tersentuh. Soal pembangunan drainase di wilayah Kabupaten Berau ditengarai pilih kasih.
Dari kepincangan pembangunan saluran air itu menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Abdul Waris.
Wakil rakyat itu meminta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dalam melakukan pembangunan drainase tidak hanya di dalam kota, tapi juga di seluruh kawasan kampung di “Bumi Batiwakkal”.
Apalagi, drainase bisa menjadi salah satu solusi penangan banjir atau genangan air yang sering terjadi apabila curah hujan cukup tinggi.
“Tidak sedikit anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan drainase atau saluran air itu,” kata Abdul Waris.
Diungkapkan, setiap tahun kurang lebih Rp300 miliar anggaran untuk pembangunan drainase tersebut, namun tidak yang diperuntukkan di daerah perkampungan.
Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan drainase ini tidak sedikit, katanya, jangan sampai salah sasaran seperti ada drainase di tengah-tengah perkebunan sawit dan bukan di tengah sawah.
Seperti Kampung Sumber Agung dan Lobang Kelatak, kalau hujan 1 jam saja badan jalan sudah terendam air hingga merusak jalan, karena tidak ada penyaluran airnya.
“Kalaupun ada, hanya pokir dari dewan saja,” jelasnya.
Kebanyakan jalan kabupaten, khususnya yang menuju arah pesisir, tidak memiliki drainase. Hal ini, katanya, sudah dipastikan kondisi jalan tidak akan bertahan lama dan akan kembali rusak.
“Saya bukan orang teknis, tapi teorinya seperti itu. Secara teknis air selalu berada di tengah jalan ‘kan. Ini salah satu yang harus kita perhatikan,” tutur Waris.
Pihaknya tidak mempermasalahkan pengembangan di kawasan perkotaan terus-menerus. Hanya saja, tetap pentingnya peningkatan kawasan perkampungan, agar tidak terjadi ketimpangan ke depannya.
“Penanganan drainase ini sudah dibahas dalam setiap pembahasan anggaran. Kita ingin pembangunan drainase tidak hanya di perkotaan saja, tapi juga bisa terealisasi di perkampungan,” tegasnya. (*ADV)
Reporter : Dini Diva Aprilia
Editor : s4h