Foto: Pengurus Galak Berau membagikan air mineral kepada pengendara di Dermaga Singkuang.
TANJUNG REDEB – Mulai warga yang kepanasan hingga alami pingsan saat mengantre di dermaga penyebrangan, menjadi salah satu peristiwa yang disorot publik. Peristiwa itu merupakan bagian dari cerita direnovasinya Jembatan Sambaliung.
Peristiwa yang sempat viral pada Selasa (6/6/2023) siang kemarin itu, sontak mencuri perhatian kelompok organisasi masyarakat (ormas) Gabungan Anak Lintas Kalimantan alias Galak Berau.
Sekelompok pemuda dari Galak Berau memilih untuk terjun langsung memberikan bantuan. Hatinya mereka terketuk setelah melihat video yang menampakkan seorang ibu yang pingsan harus digendong ke tenda. Akibat dari paparan langsung terik matahari.
“Kami gak tega mas liat ibu-ibu, kepasanan dan pingsan. Mereka harus antre lama untuk bisa nyebrang,” kata Ketua Galak Berau Ahmad Rifani, kepada Berau Terkini.
Sebanyak 840 botol air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbungkus dalam 35 kotak, dibagikan pengurus Galak Berau. Setiap anggota berkeliling di Dermaga Singkuang. Mendatangi para pengantre yang rela menginap demi dapat giliran masuk armada LCT.
Mulai dari sopir truk roda enam, mobil roda empat, pengendara motor tak luput dari pembagian air mineral itu. Termasuk pula para petugas lapangan yang juga membutuhkan air penghilang dahaga.
“Kami hanya bisa bantu seadanya, minimal kami bisa membantu meredakan dahaga teman-teman ini,” ujar dia.
Lebih jauh, Ahmad Rifani menyatakan saat membagikan air mineral itu, tak sedikit pengantre mengeluh. Selain kehausan, pengantre kerap kebingungan untuk bisa buang air kecil dan besar. Sebab di dermaga tak tersedia toilet darurat yang bisa digunakan umum.
Atas laporan itu, ia mendorong pihak Pemkab Berau untuk membantu menyiapkan toilet darurat. Minimal tempat itu menjadi pilihan alternatif warga kala kebelet ingin buang air kecil maupun besar.
“Bagus juga disiapkan posko pengamanan yang disekitarnya ada toilet darurat,” pinta dia meneruskan permintaan para sopir.
Ke depan, ia berkomitmen kepada pemerintah untuk siap membantu mempersiapkan kebutuhan darurat disekitaran dermaga. Sebab, ia menganggap tak ada artinya bila hanya berdiam melihat situasi lapangan yang dinamis.
“Memang harus bergerak bersama. Kami bersedia saja bila dilibatkan. Mengingat bagian tugas kami sebagai organisasi masyarakat,” ujarnya. (*)
Reporter: Sulaiman