TANJUNG REDEB – Pedagang bendera merah putih jelang HUT RI di Berau mengeluhkan sepinya pembeli.
Jelang HUT ke-80 RI, sejumlah pedagang musiman bendera Merah Putih di Kota Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur mengeluhkan penurunan omzet kurang lebih sebesar 5 persen dibandingkan tahun lalu.
Seorang pedagang bendera Merah Putih, Iwan yang telah berjualan sejak 2018 menyebutkan bahwa, pada periode menjelang 17 Agustus tahun ini, ia hanya mampu menjual sekitar 5–7 bendera per hari.
Padahal, pada tahun lalu, bendara yang terjual bisa mencapai hingga 20 lebih per hari.
“Memang menjelang 17 Agustus tahun ini pembelinya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Kalau tahun 2024 dulu, di tanggal 1 Agustus saja sudah banyak yang beli, keuntungannya bisa mencapai Rp 1 juta per hari,” ujarnya kepada Berauterkini.co.id saat ditemui di depan Gor Pemuda, Tanjung Redeb, Minggu (3/8/2025).
“Kalau sekarang masih dikit, keuntungannya sekitar Rp 150.000 – 500.000 per hari, engga nentu, jadi penurunannya sekitar 5 persen,” ucapnya.

Sayangnya, Iwan tak mengetahui penyebab utama dari penurunan pembelian bendera Merah Putih di tahun ini.
“Kalau penyebabnya kurang tahu ya, tapi kami berharap bisa lebih banyak lagi pembelinya, saat mendekati tanggal 17 Agustus itu,” kata dia
Tak hanya Iwan, beberapa pedagang lainnya pun mengalami hal serupa, yakni penurunan omzet karena sepinya pembeli. Hal itu diungkapkan oleh Wawat, dia mengaku omzet penjualannya turun sekitar 5-6 persen.
Di mana, pada tahun 2024, ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 700.000 per hari. Namun, hingga awal Agustus 2025, dirinya baru mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200.000 Rp 300.000 per hari.
“Jadi memang ada penurunan pembeli bendera di tahun ini, soalnya biasanya kalau sudah Agustus gini banyak yang beli. Tapi semoga nanti di tanggal 8 Agustus hingga mendekati 17-an, pembelinya bisa ramai, yang penting biar modal kita bisa ketutup,” jelasnya.

Keluhan serupa juga dirasakan oleh pedagang lainnya yakni Dani, dia mengatakan pada tahun lalu berhasil menjual 25 bendera per hari, tahun ini dirinya hanya mampu menjual 5-10 bendera per hari.
“Makannya sekarang sering pulang lebih awal karena yang laku hanya sedikit,” kata Dani.
Selain itu, Dani juga mengakui adanya penurunan omzet, yang mana pada tahun ini hanya mencapai Rp 100.000 – 3000.000 per hari. Padahal, di tahun sebelumnya omzetnya bisa mencapai Rp 400.000 – Rp 600.000 per hari.
“Jadi memang jelas ada penurunan omzet pada tahun ini dibandingkan tahun lalu, tapi berharapnya ya semoga di tanggal-tanggal mendekati 17 Agustus pembelinya bisa meningkat, biar untung kaya di tahun kemarin,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dani mengatakan salah satu faktor penyebab penurunan pembeli bendera Merah Putih di tahun ini karena adanya persaingan dari toko dan online shop lokal, di mana banyak toko buku, toko sembako, bahkan warung di Berau sudah mulai menjual bendera dengan harga lebih murah dan kemasan dagangan yang rapi.
“Kalau dilihat sih faktor utama penurunan pembelian ini karena transaksi online yang makin marak, jadi pembeli lebih memilih membeli melalui media sosial atau marketplace, karena proses pemesanan yang mudah, atau mereka yang masih menggunakan bendera dari tahun sebelumnya, sehingga tidak perlu membeli lagi,” imbuhnya.