TANJUNG REDEB – Sejumlah pasien yang menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, Kabupaten Berau, direspon ketus oleh beberapa petugas.

Cerita miring pelayanan pasien yang mengandalkan program pemerintah jaring pengaman sosial, yakni BPJS menjadi catatan dan terekam dalam setiap komentar maupun cerita di lingkungan sosial publik “Bumi Batiwakkal”.

Dimana, setiap kali hendak mengajukan pendaftaran pasien yang disertakan dengan identitas BPJS, para keluarga pasien sering mendapatkan respon ketus oleh para petugas di rumah sakit plat merah itu.

Bahkan, tidak jarang pelayanan mesti tertunda, saat para petugas administrasi disibukkan dengan kegiatan pribadi yang berujung pada kondisi kritis pasien yang dibawa oleh keluarga.

Catatan itu yang kerap muncul kala berauterkini.co.id memunculkan kabar soal rumah sakit tersebut.

Merespon masalah teresebut, Direktur RS dr Abdul Rivai, dr Joesram, menampik kabar pembedaaan pelayanan antara pasien ber-BPJS dan pasien jalur umum atau non-BPJS.

Joesram menyebut, aduan masyarakat yang kerap muncul di ruang publik tidak benar. Sebab, saat ini rumah sakit yang dipimpinnya mendapatkan predikat baik alias B dari sisi pelayanan.

Penilaian itu diklaim muncul melalui lembaga survei kepuasan pelayanan dari lembaga yang independen.

“Tidak ada pembedaan layanan antara pasien apapun jaminannya di rumah sakit,” tulis Joesram, kala dikonfirmasi berauterkini.co.id melalui aplikasi pesan instan WhatsApp beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, dirinya tidak menampik bila terdapat oknum petugas pelayanan maupun perawat yang kerap tidak ramah terhadap pasien.

Dikatakan, dalam kondisi itu terjadi lantaran di rumah sakit sedang terjadi peningkatan pelayanan. Peningkatan yang diakibatkan lantaran rumah sakit plat merah itu merupakan satu-satunya rujukan yang melayani pasien dari 13 kecamatan di Berau.

“Namun saat ini kita bisa melihat beban kerja teman teman RS yang sangat meningkat,” tulisnya lagi.

Jaminan pemberian pelayanan terbaik diberikan Joesram. Sebab, setiap tahunnya rumah sakit selalu mengagendakan pelatihan bagi setiap SDM di internal rumah sakit, khusunya petugas yang bekerja dibagian administrasi dan pelayanan umum.

Pelatihan yang diberikan berupa jenis pelatihan ‘exelent service’ dan ‘public speaking’.

“Tahun lalu untuk layanan, kami sudah melakukan pelatihan excelent service dan publik speaking bagi karyawan di bagian pelayanan,” lapornya.

Disampaikannya, bila pada tahun lalu pihaknya telah menerapkan Bridging BPJS. Dimana pihak rumah sakit menjamin keamanan data setiap pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Dalam proses pelayanan, terdapat perampingan tim administrasi yang mendata setiap pasien, akan tetapi pelayanan dijamin tetap akan terima.

“Mulai tahun lalu ini sudah diterapkan,” tegas Joesram. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h