TANJUNG REDEB – Berawal dari mengikuti pelatihan Berau Creative, Wulan Nova Sari, sukses memanfaatkan limbah kayu kelapa sebagai bahan baku utama untuk kerajinan tangan yang menarik dan fungsional.
Perempuan kelahiran Tanjung Perepat, 27 November 1986 ini memulai perjalanan kreatifnya pada 2017. Dari pelatihan yang diikuti, Wulan berhasil melihat peluang limbah kayu kelapa di kampungnya, Biduk-Biduk.
Dengan modal parang dan satu mesin gerinda untuk menghaluskan kayu, Wulan mendirikan Khula Craft. Nama Khula Craft berasal dari bahasa Berau, Kula, yang berarti keluarga.
“Awalnya, semua yang bantu adalah keluarga dari suami, kakak, adik, ipar, bahkan sepupu. Jadi saya kasih nama Khula,” ungkap Wulan kepada Berau Terkini, Selasa (10/6/2025).
Meski pesanan tidak selalu ada, wanita 38 tahun itu tetap memproduksi kerajinan secara rutin, terutama spatula, dengan produksi bulanan mencapai 50-100 pcs.
Kini, Khula Craft telah memproduksi lebih dari 50 jenis kerajinan tangan, seperti cutlery, spatula, tas, dompet, hingga sendok-sendok lucu.
“Keunikan produk kami terletak pada motif alami yang indah,” terangnya.
Wulan mengaku tantangan terbesar yang dihadapi adalah sifat serat kayu yang tidak konsisten, berbeda dengan jenis kayu seperti ulin yang cenderung lebih mudah diolah.
Selain itu, Wulan juga menghadapi tantangan dalam mencari karyawan karena minimnya minat warga lokal untuk berkarya.
“Kalau sepi orderan, saya dan suami saja yang mengerjakan, tapi kalau lagi free kami bisa merekrut sampai lima pekerja,” imbuhnya.
Untuk menjangkau pelanggan, ia menggunakan media sosial, pemasaran offline, serta ikut dalam berbagai pameran.
“Saya juga punya mini galeri kecil di Biduk-Biduk yang memamerkan hasil karya Khula Craft,” terangnya.
Khula Craft juga telah mendapatkan berbagai dukungan, termasuk dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau berupa alat pemotong yang hingga kini masih digunakan.
“Kami berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Diskoperindag. Dulu kami mengandalkan alat-alat sederhana. Dengan adanya dukungan ini proses pengerjaan produk kami jadi lebih rapi,” ujar Wulan.
Beberapa waktu lalu, kata Wulan, Khula Craft bekerja sama dengan anak muda dan BUMK Kampung Giring-Giring untuk mengerjakan pesanan produk.
Wulan berharap, kerja sama ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak pelaku usaha.
Selain itu, dia juga berharap bisa mendapatkan lebih banyak pelatihan di Kecamatan Biduk-biduk untuk menginspirasi generasi muda agar berkarya.
“Semoga ke depan Diskoperindag bisa terus mendukung UMKM agar bisa semakin maju,” tandasnya. (*/Adv)