Foto: Pelajar SMP Negeri 4 Berau saat belajar dibawah tenda terpal akibat ruang belajar tak cukup. 

TANJUNG REDEB- Suasana miris terlihat di SMPN 4 Kelay kala memasuki jam belajar. Pasalnya, siswa Kelas VII terpaksa harus belajar di bawah terpal berwarna biru, bertiangkan kayu kecil berdinding spanduk. Lokasinya, persis disamping gedung sekolah.

Kondisi ini dilakukan karena ruang kegiatan belajar (RKB), yang tidak mencukupi untuk menampung para siswanya. Padahal, keberadaan sekolah itu sudah ada sejak tahun 2014 lalu.

Seolah, APBD Berau 2023, ditambah dengan APBD Perubahan 2023 hingga mencapai Rp 5,1 triliun ini, tidak banyak membantu peningkatan pendidikan yang ada di Kabupaten Berau.

Kepala SMP 4 Kelay, Renita mengatakan, setidaknya ada kurang lebih 20 siswa yang belajar di sebuah tenda. Aktivitas itu dilkukan sejak tahun ajaran baru 2023 ini.

“Kami kekurangan RKB. Jadi sementara, kami membuat tenda untuk proses belajar mengajar agar lebih efektif,” katanya.

Diterangkannya, SMP yang dipimpinnya hanya memiliki 3 RKB. Selama ini lanjut dia, pihak sekolah telah memanfaatkan ruang laboratorium (Lab) IPA untuk mencukupi kekurangan ruangan belajar.

Namun, lantaran jumlah peserta didik baru cukup banyak. Sehingga harus dibagi menjadi dua kelas. Namun, saat dibagi ruangan yang ada, sudah tidak mencukupi.

“Jadi mau tidak mau, kami harus bikin tenda supaya kelasnya bisa dibagi. Sedangkan Lab IPA, juga sudah dipakai untuk RKB,” jelasnya.

ada2fe59 70a9 409b b876 5abc02f55c54
Foto: Suasana kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di tenda terpal berdinding spanduk

Mengenai siswanya yang belajar di bawah tenda terpal itu, sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Berau. Bahkan, sebelum tenda itu dibangun, rencana itu sudah dikatakannya secara langsung. Dengan harapan, di tahun mendatang, ada penambahan RKB di sekolahnya.

“Responnya biasa saja. Dan saya juga sudah usul beberapa kali untuk penambahan RKB. Tapi informasi terbaru yang saya dapat, tahun depan ada penambahan satu ruangan saja. Harusnya 3 RKB supaya cukup,” terangnya.

Untuk diketahui, sekolah yang terletak di Kampung Merapun itu, mengakomodir siswa dari 3 kampung dan 3 perusahaan swasta. Dirinya berharap, kekurangan yang ada di sekolahnya dapat segera dilengkapi.

“Harapannya, semua siswa kami dapat belajar di ruangan yang layak. Sama seperti siswa-siswa di sekolah lain. Kasihan kalau sudah cuaca buruk, membuat mereka terganggu belajarnya” pungkasnya. (/)

Reporter: Hendra Irawan